Sukses

Bupati Hendy Ajak UMKM dan Distributor di Jember Kendalikan Inflasi

Bupati Hendy Siswanto mengajak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan distributor bahan pokok untuk ikut andil dalam mengendalikan laju inflasi di Kabupaten Jember.

Liputan6.com, Jember - Bupati Jember Hendy Siswanto mengajak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan distributor bahan pokok untuk ikut andil dalam mengendalikan laju inflasi di kabupaten setempat.

“UMKM memang kecil, tapi jumlahnya se-Kabupaten Jember mencapai 600 ribu lebih pelaku UMKM, sehingga bisa mengendalikan laju inflasi,” ujarnya di Jember, Sabtu (28/1/2023).

Menurutnya, ratusan ribu UMKM itu ketika diakumulasi kegiatan usahanya mulai dari kebutuhan produksi hingga penjualannya sudah berdampak besar bagi perekonomian Jember yang menjadi urat nadi perekonomian di Kabupaten setempat.

“Selama pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, sumbangsih UMKM pada nperekonomian Jember sangat tinggi, bahkan Jember mendapat penghargaan dari Kementerian Keuangan atas capaian tingkat inflasi di bawah angka inflasi nasional,” tambahnya.

Selain itu, tambah dia, Pemkab Jember juga terus mensetimulus pelaku UMKM dengan cara menggelar berbagai kegiatan secara rutin di berbagai kecamatan se-Kabupaten Jember.

Bupati Jember juga berinteraksi dengan para distributor untuk memetakan apa yang menjadi kendala, kemudian dicarikan solusi terbaik karena para distributor merupakan hulu distribusi, bahkan pokok penting yang berawal dari distributor besar untuk level daerah.

“Kami meminta distributor untuk memastikan harga- harganya terkendali dengan baik, pasokannya lancar, sehingga sampai ke konsumen bisa terjangkau oleh masyarakat,” tambahnya.

Hendy menjelaskan beberapa poin yang dapat meningkatkan potensi inflasi yakni pertama, masyarakat Jember akan memasuki bulan Ramadhan dan kebutuhan bahan pokok penting pasti meningkat, sehingga harus dikendalikan dari hulu hingga hilir.

2 dari 2 halaman

Gotong Royong Kendalikan Inflasi

Kedua masyarkat Jember yang didominasi petani saat ini baru memulai masa tanam, sedangkan perkiraan panen itu mulai akhir Maret dan sudah masuk Ramadhan.

“Dari Sekarang sampai panen itu kondisi perekonomian para petani diperkirkan belum stabil, sehingga hal itu  mempengaruhi daya beli,” ujarnya.

Ia meminta seluruh pihak untuk bergotong royong mewujudkan perekonomian Jember terus tumbuh membaik, salah satunya dengan mengendalikan laju inflasi.

“Dengan pengendalian inflasi perekonomian akan lebih stabil,” pungkasnya.