Sukses

Ajak Anak Muda Ciptakan Perubahan, Bakal Caleg Mujahid Ungkap Formula Pemimpin Ideal

Menurut Mujahid, ciri utama kaum muda dan mahasiswa adalah kritis, memiliki pandangan luas ke depan, memiliki mimpi perubahan besar, dan mampu memikirkan hal-hal yang belum dipikirkan orang lain.

 

 

Liputan6.com, Jakarta - Bakal caleg DPR RI Dapil NTB 1 (Bima, Dompu dan Sumbawa) Mujahid Abdul Latief mengajak kelompok muda berkolaborasi memanfaatkan momentum politik untuk mendesain sebuah perubahan.

"Saya mengajak teman-teman semua kaum muda, kelompok mahasiswa, millenial dan generasi Z berkolaborasi memanfaatkan momentum politik dan demokrasi saat ini untuk ciptakan perubahan melalui ide, gagasan dan narasi," ungkap Mujahid pada acara Dialog Publik "Politik dan Pemimpin Muda" yang digelar Forum Komunikasi Mahasiswa Bima Ciputat (FKMBC), Jumat (27/1/2023).

Menurut Mujahid, ciri utama kaum muda dan mahasiswa adalah kritis, memiliki pandangan luas ke depan, memiliki mimpi perubahan besar, dan mampu memikirkan hal-hal yang belum dipikirkan orang lain.

"Kemampuan inilah yang disebut inovatif dan keberanian. Mampu menyampaikan gagasan dan mimpi yang bisa saja mustahil saat ini namun seiring sejarah, dengan konsistensi dan idealisme dapat terwujudkan" jelas Mujahid.

Untuk itu, Mujahid menyampaikan, bahwa anak muda Bima, Dompu dan Sumbawa, tidak perlu takut bermimpi, bersaing secara nasional, karena melalui pendidikan kita bisa setara dengan siapa saja bahkan melampauinya.

"Saya berharap tidak ada lagi dikotomi antar wilayah di daerah, tidak boleh lagi ada anak muda Bima yang merasa minder atau takut berkompetisi. Di Bima akan lahir orang hebat, di Dompu, dan Sumbawa juga bermunculan tokoh-tokoh yang membanggakan," imbuhnya.

Mujahid pun mengemukakan formula pemimpin ideal. Pertama, memiliki jiwa kepemimpinan (leadership).

 

2 dari 2 halaman

Punya Integritas

Kedua, pemimpin juga harus memiliki integritas, dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh kejujuran, tidak melakukan penyimpangan atau menyalahgunakan (abuse of power), dan memegang teguh prinsip moral dan etika.

“Ada dua pilihan bagi pemimpin. Yaitu penjadi pemimpin yang biasa atau menjadi pemimpin yang luar biasa. Menjadi pemimpin yang biasa-biasa saja, maka sejarah akan mencatat sebagai hal yang biasa saja, sebaliknya jika menjadi pemimpin yang memiliki integritas, gagasan, keberanian, dekat dengan yang dimpimpin (rakyat) dan mampu melakukan hal luar biasa, maka sejarah akan mencatatnya dengan luar biasa pula,” tutupnya.