Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggandeng startup Dagangan untuk mendukung BUM Desa dalam menjangkau pasar yang lebih luas melalui ekosistem digital.
Baca Juga
Melalui kemitraan ini, Dagangan turut serta dalam penyelenggaraan Bazaar Hari BUMdes dengan menyediakan 50+ booth yang berisi produk dan usaha dari masing-masing provinsi di Indonesia.
Advertisement
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa PDTT., Taufik Madjid menyampaikan apresiasinya terhadap Dagangan,
“Saya mengapresiasi kontribusi yang diberikan Dagangan dalam membantu pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dan penjualan produk BUM Desa melalui jangkauan pasar yang lebih luas," ujarnya, Kamis (2/2/2023).
Dia menyatakan, permasalahan pengembangan ekonomi di desa salah satunya adalah kurang memiliki akses pasar dan nilai tawar yang rendah. Dengan adanya kontribusi dari pihak swasta seperti Dagangan untuk menyediakan ekosistem digital kepada para BUM Desa ini, diharapkan bisa bertahan.
"Kolaborasi ini jadi dorongan untuk mengembangkan usaha mereka lebih lagi sehingga BUM Desa memiliki kekuatan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat desa," sambungnya.
Ryan Manafe selaku CEO & Co-Founder Dagangan menjelaskan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung upaya yang dilakukan Kementerian Desa PDTT dalam memastikan para BUM Desa untuk terbuka dan mulai menerapkan digitalisasi.
"Produk BUM Desa memiliki peran penting dalam ekonomi Indonesia dan Dagangan akan terus berupaya untuk membantu Kemendes PDTT dalam menyediakan platform digital yang optimal sekaligus memastikan BUM Desa mendapatkan keuntungan lebih sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat desa,” katanya.
Realisasi
Bentuk realisasi penerapan digitalisasi BUM Desa melalui Dagangan salah satunya telah berjalan di tahun 2021 yaitu pemilik BUM Desa keripik sukun ibu Sugiarti asal Sleman, DIY.
“Awalnya yang beli keripik saya hanya dari tetangga sekitar saja, tapi semenjak dijual di aplikasi Dagangan, penjualannya cukup bagus dan sekarang keripik saya merambah ke warung-warung kabupaten lain di Yogyakarta.” ujar Ibu Sugiarti.
Karena setiap bulan meningkat, Ibu Sugiarti harus menjaga stok dan produksi semakin banyak, Ibu Sugiarti menambahkan, Ia banyak ikut pelatihan dari Dagangan dalam pengelolaan operasional bisnis sehingga pendapatan produk keripik sukun Ibu Sugiarti meningkat hingga 3x lipat per bulan.
Advertisement