Sukses

Nostalgia 5 Bioskop Legendaris yang Pernah Berjaya di Kota Malang

Bioskop legendaris di Malang ini pernah berjaya dari masa kolonial sampai pasca kemerdekaan

Liputan6.com, Malang - Perkebunan kopi membuat kawasan Malang cepat berkembang dan banyak dihuni kaum elit masa kolonial Hindia Belanda. Hal itu membuat wilayah ini tumbuh pesat termasuk fasilitas pendukungnya berupa tempat hiburan seperti bioskop.

Pada mulanya, bioskop hanya diperuntukkan bagi orang – orang eropa dan kaum berduit yang tinggal di Kota Malang. Hiburan itu kemudian jadi tontonan yang digemari oleh masyarakat umum seiring berakhirnya era kolonial.

Pasca kemerdekaan, tak sedikit bioskop sisa masa Belanda itu tetap bertahan dan turut membentuk gaya hidup perkotaan. Pada masanya bioskop termasuk salah satu tempat nongkrong favorit. Namun seiring perkembangan jaman, banyak bioskop-bioskop legendaris itu gulung tikar.

Ada gedung bioskop itu yang masih berdiri dan beralih fungsi dan ada pula yang sudah rata dengan tanah. Bagi sebagian masyarakat, gedung tontonan itu jadi memori tersendiri.

Inilah 5 bioskop legendaris di Kota Malang, bagian tak terpisahkan dari perkembangan kota ini:

1. Bioskop Kelud

Bioskop Kelud terletak di Jalan Kelud, Kecamatan Klojen, persis di sebelah SMA Panjura saat ini. Sebuah bioskop yang berbeda dibanding bioskop pada umumnya. Sengaja dibangun sebagai hiburan murah meriah, pasar utamanya adalah masyarakat menengah ke bawah.

Gedungnya terbuka, menerapkan konsep Layar Tancep/Misbar alias duduk lesehan dan bubar ketika gerimis, Drive In yang memungkinkan penonton masuk beserta kendaraannya. Serta ruang VIP di lantai 2 yang ada atapnya dan lebih luasa menonton tanpa ada halangan.

Bioskop di Malang ini hanya buka malam hari, karena itu suasananya selalu ramai mirip pasar malam sebab pedagang bebas berkeliling. Primadona bagi warga Malang pada dekade 70 dan 80-an ini sekarang hanya berupa gedung tua untuk parkir mobil milik warga.

2 dari 3 halaman

Bioskop Ria atau Bioskop Rex

Rex Sejarah panjang mewarnai bioskop ini. Dibangun dengan nama Bioskop Rex, dikenal sebagai jaringan bioskop yang ada pasa masa penjajahan Belanda. Termasuk bioskop kelas satu yang kehadirannya untuk memenuhi kebutuhan hiburan kaum elit pada masa kolonial.

Saat Agresi Militer Belanda 1947, gedung bioskop ini termasuk satu dari ribuan bangunan yang dibakar pejuang Indonesia agar tidak dimanfaatkan Belanda saat kembali ke Malang. Gedungnya dibangun kembali pada 1950-an dengan mempertahankan gaya arsitektur sebelumnya.

Nama Bioskop Rex berubah menjadi Bioskop Ria pada 1970-an. Lambat laun, bioskop ini mengalami kelesuan pada 1990-an. Gedung bioskop ini berada di Jalan Merdeka Timur. Kini gedungnya ditempati oleh Bank CIMB Niaga.

2. Bioskop Irama Theater

Bioskop Irama Theater ini terletak di Jalan Letjend Sutoyo. Saat ini lokasinya menjadi tanah kosong yang berada di sebelah pasar.

Irama ini merupakan bioskop favorit orang Malang saat itu, karena harga tiketnya yang murah dibandingkan di tempat lain, tapi film-film yang diputar di sini selalu baru.

Menurut cerita, bioskop ini sempat dilanda kebarakaran hebat setelah melalui kondisi hidup segan mati tak mampu. Kebakaran itu membuat sang legenda menjadi tinggal puing-puing berserakan.

3 dari 3 halaman

Bioskop Flora

Bioskop Flora atau Flora Cinema terletak di persimpangan Jalan KH Agus Salim dan Jalan Zainul Arifin, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen. Bioskop ini berdiri pada tahun 1928.

Letaknya yang strategis di pusat kota, membuat tempat ini jadi salah satu tempat hiburan kelas atas. Bioskop ini dilengkapi beberapa fasilitas pendukung seperti billiard room, barber shop sampai toko makanan.

Pasca kemerdekaan, Bioskop Flora berganti nama menjadi Gedung Wijaya Kusuma sekaligus gedung kesenian yang sangat baik di Malang ketika itu. Namun gedungnya diperkirakan berubah fungsi jadi pertokoan dan depot Rawon Nguling pada awal 1990an.

3. Bioskop Merdeka atau Roxy Theater

Lokasi bioskop ini terletak di Kayutangan Herritage, tepatnya di seberang jalan Kantor Telkom. Mulai beroperasi pada awal 1952 dengan nama Roxy Theater. Konon saat awal dibuka, bioskop ini menyediakan 900 kursi.

Perubahan nama Bioskop Roxy Theater menjadi Bioskop Merdeka Theatre diperkirakan terjadi pada tahun 1960-an. Yakni saat pemerintahan Soekarno memerintahkan pergantian nama berbau asing ke nama yang lebih Indonesia. Meski begitu, film-film luar negeri tetap diputar di sini.

Pada era 90-an, Bioskop Merdeka termasuk salah satu tempat nongkrong wajib para pemuda di Malang. Reputasi bioskop ini turun drastis seiring munculnya jaringan 21 pada awal 2000-an. Bioskop Merdeka akhirnya ditutup, gedung megahnya dihancurkan, diganti bangunan anyar.

Â