Sukses

Banjir Bandang di Ijen Bondowoso karena Longsor Dataran Tinggi, Air Meluber ke Permukiman Penduduk

Andi menambahkan, di Gunung Suket kondisinya juga sudah bagus dan tidak ada bukaan (tidak gundul), dan di area seluas 75 hektare itu juga terdapat tanaman rimba campur dan di hutan produksi terdapat pohon pinus.

Liputan6.com, Bondowoso - Perum Perhutani KPH Bondowoso menyatakan penyebab banjir bandang yang melanda dua desa di Kecamatan Ijen akibat longsor di hulu sungai, sehingga air bah dari dataran tinggi itu meluap dan menerjang permukiman penduduk.

Administratur Perum Perhutani KPH Bondowoso Andi Adrian Hidayat menjelaskan, sebelum banjir menerjang Desa Kalisat dan Sempol di lereng Gunung Ijen, hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu (11/2) hingga Minggu (12/2) dan menyebabkan terjadinya longsor pada kawasan hutan alam sekunder (HAS) jenis tanaman rimba alam di petak 99A RPH dataran Ijen BKPH Sukosari.

"Berdasarkan pantauan kami menggunakan pesawat tanpa awak (drone) ada 14 titik longsor di hulu sungai yang mengalir ke permukiman penduduk Desa Sempol dan Kalisat," kata Andi pada Rabu (15/2/2023).

Berawal dari adanya belasan longsoran di hulu sungai itu, kata dia, sehingga mengakibatkan genangan air melimpah dan tidak dapat terbendung, hingga akhirnya terjadi banjir bandang akibat melubernya ke permukiman penduduk dan jalan di lereng Gunung Ijen itu.

"Selain itu, juga karena kapasitas sungai dan drainase di hilir tidak dapat menampung aliran banjir yang datangnya secara tiba-tiba dari hulu," ujar Andi.

Dia juga mengklaim bahwa kawasan hutan petak 99A kondisi tanaman rimba alamnya sangat baik dan rapat serta tidak ada penggarapan oleh masyarakat sekitar.

"Kami pastikan bahwa banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Ijen murni karena adanya tanah longsor beberapa titik di hulu sungai," katanya.

2 dari 2 halaman

Kondisi Gunung Suket

Andi menambahkan, di Gunung Suket kondisinya juga sudah bagus dan tidak ada bukaan (tidak gundul), dan di area seluas 75 hektare itu juga terdapat tanaman rimba campur dan di hutan produksi terdapat pohon pinus.

"Di Gunung Suket sekarang sudah tidak ada lagi tanaman hortikultura karena kami sudah tidak memberikan izin," ujarnya.

Sebelum terjadi banjir bandang yang menerjang permukiman penduduk di Desa Sempol dan Kalisat itu terjadi hujan deras dan kemudian tiba-tiba air bercampur lumpur dan pasir serta ranting maupun dahan kayu menerjang rumah warga.