Sukses

Banyuwangi Gencarkan Konservasi Tanaman Keras dan Pembuatan Penahan Air di Kawasan Ijen

Pemkab Banyuwangi menggencarkan konservasi di kawasan Gunung Ijen dengan melakukan penanamanan tanaman keras. Bersamaan dengan itu, Banyuwangi juga mulai memperbanyak parit buntu penahan air (rorak).

Liputan6.com, Banyuwangi Pemkab Banyuwangi menggencarkan konservasi di kawasan Gunung Ijen dengan melakukan penanamanan tanaman keras. Bersamaan dengan itu, Banyuwangi juga mulai memperbanyak parit buntu penahan air (rorak).

Ratusan tanaman keras dan rorak mulai dikerjakan di kawasan Gantasan di lereng Gunung Ijen, sebagai upaya penanganan banjir.

“Konservasi di wilayah hulu harus segera dilakukan. Ada ratusan tanaman keras yang sudah kami mulai tanam,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (28/2/2023).

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Ilham Juanda menyebut, dari total 1000 pohon yang disiapkan, separuh lebih sudah tertanam. Adapun jenisnya meliputi tanaman durian, sirsak, petai, trembesi, dan sukun.

“Saat ini sudah 545 pohon yang kita tanam. Pengerjaannya dilakukan sinergis antara pemkab, Cabang Dinas Kehutanan wilayah Banyuwangi, perusahaan perkebunan Lidjen, dan dari Desa Tamansari, dan isnya allah akan terus ditambah  nantinya ” kata Ilham.

Sementara untuk rorak, lanjut Ilham, dari 500 yang akan dibuat saat ini sudah siap sebanyak 100. “Sisanya, baik pohon maupun rorak, ditarget rampung akhir Maret,” tegas Ilham.

Pembuatan rorak dan penanaman tanaman keras tersebut sebagai salah satu upaya menyiapkan catchment area (daerah tangkapan air) di kawasan lereng Ijen yang  di ketinggian 500-900 mdpl. 

Di sekitar perkebunan itu ada 2 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang semuanya bermuara di kawasan kota Banyuwangi, yakni di DAS Kalibendo dan DAS Kalilo.

 

2 dari 2 halaman

Penanganan Banjir Dikawasan Hilir

Ilham menambahkan, jenis bibit yang yang ditanam merupakan bibit yang sudah besar dengan ketinggian sekitar 1-1,5 meter. “Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, tanaman tersebut sudah mampu mengendalikan erosi dan curahan debit air saat intensitas hujan tinggi di wilayah hulu,” paparnya.

Selain konservasi lingkungan di wilayah hulu, penanganan banjir juga dilakukan di kawasan hilir. Pemkab Banyuwangi melakukan normalisasi dengan mengeruk sedimen sungai, meninggikan tangkis, hingga memasang kawat beronjong sebagai penahan erosi di tepi sungai