Sukses

Warga Osing Banyuwangi Gelar Ritual Resik Lawon Sambut Ramadan, Diawali Bersihkan Makam Ki Buyut Cungking

Masyarakat asli Banyuwangi yang dikenal dengan Suku Osing menggelar acara Resik Lawon untuk menyambut Ramadan 2023.

Liputan6.com, Banyuwangi - Masyarakat asli Banyuwangi yang dikenal dengan Suku Osing menggelar acara Resik Lawon untuk menyambut Ramadan 2023.

Dengan kompak, Puluhan warga Suku Osing yang tinggal di Kelurahan Mojopanggung, Lingkungan Cungking Kecamatan Giri bergotong royong membersihkan lawon atau kain putih.

Diketahui, tradisi unik Resik Lawon yang dilakukan warga Suku Osing ini sudah berjalan turun temurun selama ratusan tahun. Hal tersebut dilakukan warga untuk menghormati leluhur mereka yang dikenal dengan Buyut Cungking.

Buyut Cungking sendiri mempunyai nama yang dikenal dengan Ki Wongso Karyo yang hidup pada tahun 1536 hingga 1580. Tak hanya itu, menurut kepercayaan warga setempat buyut Cungking merupakan seseorang yang sakti mandraguna pada jamannya.

Juru Kunci Makam Buyut Cungking, Jam’i (65) mengatakan, bahwa tradisi Resik Lawon menjadi ritual rutin yang wajib digelar Masyarakat Cungking jelang memasuki bulan Ramadan.

"Kita rutin menggelar tradisi resik lawon disetiap menjelang bulan puasa. Hanya pada tahun 2021 kemarin kita tidak melaksanakan soalnya pandemi Covid-19. Meski begitu, saya berpamitan dulu sama Mbah buyut di makamnya,"ujarnya, Selasa (7/3/2023).

Jam'i menambahkan, ritual tahunan ini diawali dengan membersihkan makam Ki Buyut Cungking secara bersama-sama. Selanjutnya para warga membuka kain kafan yang merupakan penutup makam dan dibawa ke sungai (banyu gulung) untuk dicuci.

Uniknya, dalam mencuci kain kafan tersebut para warga berebut demi mendapatkan air perasan dari kain kafan penutup makam Ki Buyut Cungking tersebut. Pasalnya, para warga mempercayai air perasan tersebut berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit.

"Setelah dicuci, kita jemur di sepanjang jalan lingkungan Cungking,"jelas Jam’i

 

2 dari 2 halaman

Diakhiri dengan Doa Bersama di Makam Buyut Cungking

Sementara itu, Tradisi resik lawon diakhiri dengan berdoa kepada Tuhan di depan pintu makam Buyut Cungking secara bergantian. Dalam acara puncak atau doa, tak jarang warga suku Osing lainya yang berada di desa Kemiren dan desa lainya turut hadir sekaligus nyekar sebagai bentuk permintaan maaf jika ada kesalahan selama upacara resik lawon berlangsung.

“Setelah mencuci lawon, kita semua warga Cungking langsung menuju makam untuk berdoa bersama. Selian warga Cungking ada juga beberapa warga lainya yang ikut berdoa bersama di makam Buyut Cungking,” ujar Jam’i.