Liputan6.com, Jakarta - Santoso (48), warga korban kebakaran depo Pertamina Plumpang menyambut baik rencana pemindahan depo Pertamina Plumpang. Dia menilai Menteri BUMN Erick Thohir sebagai upaya untuk keamanan warga sekitar juga.
"Mudah-mudahan lebih bagus ya jadinya," kata Santoso, di tenda pengungsian PMII Jakarta Utara, Selasa (7/3/2023).
Santoso mengaku meski rumahnya berdekatan dengan terminal BBM Plumpang, tidak memiliki kekhawatiran sama sekali. Dia mengaku sudah 10 tahun tinggal di Tanah Merah.
Advertisement
"Kejadian kemarin ini kejadiannya sempet mengangetkan aja ya. Karena ya itu bocor akhirnya mungkin kebakaran sudah merambah kemana mana, bensinnya sama aromannya sudah menyengat kemana - mana bikin mual," ungkap dia.
"Saya juga secara alami aja, gak pilih-pilih di situ apa gimana, ya secara alami aja. Karena kebetulan dapetnya di situ," sambungnya.
Sebelumnya, menteri BUMN Erick Thohir akan merelokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta Utara ke tanah milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Keputusan ini menindaklanjuti instruksi Presiden RI, Joko Widodo usai insiden kebakaran hebat yang melanda Depo Plumpang pada Jumat 3 Maret 2023.
"Kami sudah merapatkan bahwa Kilang (TBBM Plumpang) akan kita pindah ke tanah Pelindo, ya," kata Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/3).
Erick menyebut, waktu pembangunan Depo baru milik Pertamina di tanah Pelindo di lakukan pada akhir 2024. Proses pembangunan sendiri akan memakan waktu sekitar 2 sampai 2,5 tahun.
"Artinya masih ada waktu kurang lebih 3,5 tahun," ucapnya.
Jadi Proyek Percontohan Pertama
Erick mengatakan, relokasi Depo Plumpang ini untuk mencegah insiden serupa terjadi kembali di masa mendatang. Meski demikian, tidak disebutkan lokasi persis tanah milik Pelindo yang dimaksud.
Erick menekankan bahwa tindakan yang akan dilakukan terhadap TBBM Plumpang diharapkan akan menjadi percontohan bagi fasilitas vital nasional, termasuk TBBM lain, dan kilang-kilang Pertamina di tempat lain.
"Ini akan menjadi proyek percontohan pertama, sebelum kita terapkan di kilang-kilang lain, bahkan termasuk juga pabrik pupuk dan smelter," tutupnya.
Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka
Advertisement