Liputan6.com, Jember - Jadwal penerbangan maskapai Susi Air untuk rute Jember-Sumenep berubah untuk meningkatkan okupansi pengguna moda transportasi udara. Perubahan itu dengan memajukan jadwal terbang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Notohadinegoro Jember Edy Purnomo mengatakan jadwal penerbangan Jember-Sumenep itu terlalu siang karena jadwal tersebut merupakan penerbangan terakhir pesawat perintis.
Baca Juga
"Sehingga penumpang tidak bisa melanjutkan perjalanan ke sejumlah kepulauan di Sumenep," katanya di Kabupaten Jember, dilansir dari Antara, Rabu (8/3/2023).
Advertisement
Jadwal semula penerbangan Sumenep-Jember di Bandara Trunojoyo pada pukul 12.15 WIB dan mendarat di Bandara Notohadinegoro Jember pada pukul 12.55 WIB, kemudian sebaliknya terbang dari Bandara Notohadinegoro Jember pada pukul 13.05 WIB dan mendarat di Bandara Trunojoyo Sumenep pukul 13.45 WIB.
Namun mulai 7 Maret 2023 jadwal penerbangan rute Sumenep-Jember menjadi 09.24 WIB - 10.04 WIB, kemudian sebaliknya rute Jember-Sumenep pada pukul 10.14-10.54 WIB.
"Sejauh ini okupansi penumpang penerbangan Sumenep-Jember atau sebaliknya sekitar 70 persen, sehingga dengan perubahan jadwal penerbangan itu diharapkan bisa meningkatkan jumlah penumpang," tuturnya.
Ia menjelaskan perubahan jadwal penerbangan menjadi lebih pagi juga menjadi salah satu persiapan untuk angkutan Lebaran 2023 karena banyak warga Kabupaten Sumenep yang bekerja atau tinggal di Kabupaten Jember.
"Kami juga mengajukan permohonan kepada Direktorat Angkutan Udara Kementerian Perhubungan agar ada penambahan frekuensi penerbangan dari satu kali menjadi dua kali dalam seminggu untuk rute Jember-Sumenep PP," katanya.
Â
Subsidi Tiket dari Pemerintah
Penerbangan pesawat Grand Caravan dari maskapai Susi Air dengan rute Jember-Sumenep kembali dibuka di Bandara Notohadinegoro Kabupaten Jember sejak 10 Januari 2023.
Penerbangan tersebut sekali dalam sepekan yakni pada hari Selasa dengan kapasitas penumpang sebanyak 12 orang.
Penerbangan rute Jember-Sumenep dipatok dengan harga tiket Rp242 ribu per orang karena mendapat subsidi dari pemerintah pusat untuk penerbangan perintis tersebut.
Advertisement