Liputan6.com, Trenggalek - Tujuh desa di lima kecamatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dilanda bencana tanah bergerak selama Januari hingga Maret 2023 yang mengakibatkan kerugian materiel cukup besar.
Tujuh desa yang dilanda bencana tanah bergerak meliputi Desa Gading dan Desa Nglinggis Kecamatan Tugu, Desa Joho Kecamatan Pule, Desa Terbis dan Manggis Kecamatan Panggul, Desa Nglebo Kecamatan Suruh dan Desa Ngerdani Kecamatan Dongko.
Baca Juga
"Tidak ada korban jiwa dalam serangkaian kejadian (bencana tanah gerak) ini, namun dampak kerugian materiil cukup besar. Selain bangunan rusak dan tidak dapat dihuni, warga saat ini harus mengungsi ke tempat aman," kata Sekretaris BPBD Trenggalek Tri Puspita Sari, dilansir dari Antara, Rabu (8/3/2023).
Advertisement
Sebagian warga terdampak, seperti di Desa Sumurup Kecamatan Bendungan sudah direlokasi. Namun, sebagian lagi masih dalam proses penanganan.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan pihaknya telah menindaklanjuti sejumlah laporan musibah tanah gerak tersebut.
Tak hanya memfasilitasi penyediaan tenda, dapur umum dan kebutuhan logistik warga korban tanah gerak, namun juga melakukan serangkaian evaluasi dengan sejumlah pihak untuk mencari tempat relokasi yang aman bagi warga terdampak.
"Beberapa tempat sudah kita evaluasi untuk relokasi dan proses pembangunannya bertahap, tidak bisa secara bersamaan," katanya.
Proses yang cukup panjang membuat relokasi tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Misalnya dengan merelokasi 29 hunian tetap yang berdiri di lahan hibah Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Â
Pemasangan Sabuk Air
Sebanyak 29 warga Desa Sumurup Kecamatan Bendungan terpaksa direlokasi karena rumahnya tidak layak huni dan rentan kembali terjadi bencana serupa.
"Kemudian masih ada Pandean, lalu yang terbaru Desa Ngerdani Kecamatan Dongko, ada lagi di Desa Timahan Kecamatan Kampak dan di Desa Watulimo," katanya.
Seluruh titik tanah gerak itu telah dilakukan pendataan untuk selanjutnya dilakukan pengklasifikasian sesuai dengan tingkat kerusakan dan kelaikan untuk dijadikan tempat tinggi.
Sembari menunggu proses itu, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya di antaranya memasang sabuk air sehingga dampak kerusakan saat hujan tidak semakin parah.
“Kita pilih mana yang mengalami kerusakan ringan, sedang, berat, lalu mana yang butuh relokasi. Diusahakan tahun ini," katanya.
Advertisement