Â
Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengapresiasi dan memuji keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali yang memutuskan mundur dari jabatannya untuk fokus mengurus federasi sepakbola sebagai Wakil Ketua Umum PSSI.
Baca Juga
Langkah Amali tersebut bisa menjadi contoh dan tradisi baru dalam dunia perpolitikan dan pemerintahan di Indonesia. Disaat banyak para pejabat beramai-ramai merangkap jabatan, namun dia menciptakan budaya baru dengan memilih mundur dan fokus pada satu jabatan saja.
Advertisement
"Ini menteri pertama yang mundur dari jabatannya untuk fokus mengurus sepakbola di PSSI. Padahal, baik posisi sebagai Menpora dan Waketum PSSI bisa berjalan bersamaan sepanjang bisa membagi waktu. Tapi beliau lebih memilih mundur," kata Ujang di Jakarta, Jumat (10/3/2023).
Ujang melihat, Amali ingin menunjukan bahwa etika politik harus dijunjung oleh pejabat publik. Disamping itu, Amali juga ingin memperlihatkan bahwa mengabdi kepada bangsa dan negara tidak harus melihat tinggi rendahnya jabatan tersebut. Sebab, bagi kalangan umum akan melihat tidak masuk akal seorang mundur dari menteri untuk menjadi Waketum PSSI yang jabatannya lebih di bawah.
"Pak Amali ini menjadi contoh etika politik pejabat, yang memilih fokus di salah satu jabatan ketika diberikan dua jabatan sekaligus. Padahal, sekarang ini banyak pejabat yang merangkap juga di beberapa instansi," ujarnya.
Â
Patut Dicontoh
Akademisi Universitas Al-Azhar Indonesia ini berharap makin banyak politisi, pejabat, dan birokrat yang mengikuti jejak Amali. Tidak rakus dengan merangkap jabatan.
"Itu yang diharapkan masyarakat. Apalagi akhir-akhir ini kepercayaan terhadap pejabat publik dan pemerintah menurun karena kehidupan super mewah pejabat. Ini patut dicontohlah," harapnya.
Advertisement