Sukses

Operasi Pekat Semeru Ungkap 513 Kasus di Kota Malang, Premanisme Mendominasi

Polresta Malang Kota dalam dua pekan terkhir bisa mengungkap lebih dari 500 kasus kejahatan. Dari seluruh kasus tersebut, premanisme merupakan jenis kejahatan yang paling mendominasi.

Liputan6.com, Malang - Polresta Malang Kota dalam dua pekan terkhir mengungkap lebih dari 500 kasus kejahatan. Dari seluruh kasus tersebut, premanisme merupakan jenis kejahatan yang paling mendominasi.

Kepala Polresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto, mengatakan seluruh jumlah kasus itu merupakan hasil pengungkapan selama digelarnya Operasi Pekat Semeru 2023 yang berlangsung 17- 8 Maret 2023.

“Ada 17 kasus di antaranya merupakan target operasi yang bisa kami tangkap dalam Operasi Pekat Semeru,” kata Budi di Malang, Rabu, 29 Maret 2023.

Rincian kasus itu yakni 412 kasus premanisme, 45 kasus prostitusi, 47 kasus miras, 1 kasus bahan peledak, 9 kasus narkoba dan 1 kasus judi. Ada 513 tersangka yang diamankan, meski begitu hanya 17 tersangka target operasi yang diproses lebih lanjut sedangkan lainnya menjalani pembinaan.

“Ada pelaku yang hanya perlu pembinaan saja, seperti pelaku prostitusi kami arahkan mereka tak mengulangi perbuatannya,” ujar Budi.

Barang bukti yang disita yakni uang senilai lebih dari Rp 4,3 juta, 972 botol miras jenis arak, 1.300 botol miras berbagai merek, 5 kilogram bubuk mercon, 400,61 gram sabu, 21,444 ganja, 655 double L, 7 unit handphone, 1 unit mobil sedan Mazdah Famillia, dan 2 unit motor.

Barang bukti hasil Operasi Pekat Semeru 2023 seperti narkoba sabu, ganja dan lainnya kemudian dimusnahkan Ballroom Sanika Satyawada Polresta Malang Kota. Pemusnahan dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Malang.

2 dari 2 halaman

Peningkatan Jumlah Kasus

Operasi Pekat Semeru rutin digelar saban tahun di Jawa Timur. Bila merujuk pada hasil operasi pada tahun ini, jumlah kasus yang bisa diungkap meningkat disbanding hasil operasi tahun lalu. Secara presentase kenaikannya mencapai 453 persen.

Kombes Pol Budi Hermanto mengatakan, pada 2022 lalu total ada 113 kasus sedangkan pada 2023 ini angka kasusnya mencapai 513 kasus. Mobilitas masyarakat yang kembali tinggi pasca pandemic diduga turut andil memicu kenaikkan kasus.

“Ada kenaikan (jumlah kasus), maka dari itu menjadi tanggung jawab kita bersama menjaga situasi keamanan dan ketertiban di kota ini,” kata Budi Hermanto.