Liputan6.com, Surabaya - Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda, Levi Ratnasari mengungkapkan, keberadaan Siklon Tropis Herman di Samudera Hindia tepatnya di selatan Pulau Jawa, memberikan dampak tidak langsung di Jatim yakni terbentuknya daerah belokan angin.
"Jadi, terdapat belokan angin dan pertemuan angin yang memicu terbentuknya pumpunan awan hujan di wilayah Jatim," ujar Levi, Senin (3/4/2023).
Karena itu, lanjut Levi, wajar apabila masih terjadi hujan bahkan disertai badai. Apalagi, saat ini Jatim memasuki masa peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.
Advertisement
"Selain itu besarnya peluang hujan untuk beberapa hari ini juga dipicu adanya gangguan atmosfer, yakni adanya osilasi dari Gelombang MJO dan Equatorial Rossby sehingga menambah potensi pembentukan awan konvektif di wilayah Jawa Timur," ucapnya.
Karena itu, sesuai prediksi yang sudah dikeluarkan sebelumnya akan terjadi potensi cuaca ekstrem di wilayah Jatim dengan periode waktu 25 Maret - 1 April 2023. Masyarakat diimbau untuk waspada dengan bencana hidrometeorologi yang dapat muncul berupa banjir, petir, hujan es hingga puting beliung.
Waspadai Hujan
Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur (Jatim) Gatot Soebroto mengimbau masyarakat mewaspadai hujan yang terus mengguyur dalam beberapa hari ini, karena akan menimbulkan potensi ancaman bencana seperti longsor. Sehingga pihaknya mensiagakan BPBD Kabupaten/Kota
“Kalau antisipasi tanah longsor setelah semua potensi tanah longsor yang ada di Jawa Timur pastinya sudah dipantau teman-teman BPBD Kabupaten/Kota, terus ada alat kami juga, lalu masyarakat juga membantu melihat kondisi di sekelilingnya apabila ada kegiatan-kegiatan tanah yang bisa dicurigai untuk longsor,” ujarnya.
Advertisement