Liputan6.com, Jember - Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember yang tergabung dalam tim Logawa Trizyandru menjadi juara pertama ajang Bridge Design Competition 2023 yang digelar Nanyang Technological University (NTU) Singapura.
Mereka adalah Aswintama Akbar Pangestu, Abdillah Tirta dan Steven Heri Yulianto
Desain jembatan yang mereka bikin menyisihkan 134 peserta lainnya dari Malaysia, Vietnam, Thailand dan tuan rumah Singapura. Indonesia memborong gelar juara dari peringkat pertama hingga kelima di ajang tahunan ini.
Advertisement
“Alhamdulillah, prestasi ini buah dari kerja sama dan kekompakan kawan-kawan di Program Studi Teknik Sipil FT Universitas Jember, dan pastinya merupakan berkah Ramadan sehingga kami bisa meraih juara pertama. Hadiah dua ribu dollar Singapura bisa buat berlebaran,” ujar Aswin.
Aswin dan kawan-kawan pantas bangga mengingat pesaing mereka yang juga dari Indonesia adalah langganan juara kompetisi di bidang Keteknikan Sipil. Sebut saja tim dari Universitas Indonesia baru saja menjuarai PIMNAS 2022 lalu, tim Universitas Brawijaya adalah pemegang juara pertama Lomba Kompetisi Jembatan Indonesia tahun 2022, termasuk tim dari Institut Teknologi Bandung yang langganan juara di berbagai event.
Namun semangat pantang menyerah membuat mereka menjadi juara pertama di ajang Bridge Design Competition 2023 yang digelar oleh Nanyang Technological University Singapura. Disusul tim Universitas Indonesia di posisi kedua dan tim Institut Teknologi Bandung yang membawa pulang juara ketiga.
Menurut Abdillah, dewan juri menilai desain jembatan yang mereka bikin berbiaya murah, memiliki struktur yang kuat dan efisien serta ramah lingkungan, dan yang terpenting sesuai dengan standar dan aturan pemerintah Singapura.
Selain itu desain jembatan tadi memiliki estetika yang bagus, bahkan dewan juri memberikan nilai 3,5 dari maksimal 5 poin. Sementara tim lainnya rata-rata hanya mendapatkan nilai 1 untuk estetika. Kedua, dewan juri menilai struktur jembatan Trizyandru sudah sesuai dan dapat diaplikasikan dengan kondisi nyata.
Sebagai informasi, Bridge Design Competition adalah lomba tahunan yang rutin digelar oleh Nanyang Technological University Singapura. Tahun ini dewan juri memberikan studi kasus berupa tantangan membuat jembatan melintasi sungai yang menghubungkan antara Holland Grove dengan Commonwealth Avenue, sebuah wilayah di Singapura.
Peserta Wajib Membuat Perencanaan Jalan dan Fasilitas Umum
Peserta tidak hanya wajib mendesain jembatan, namun membuat perencanaan jalan dan fasilitas umum penyerta. Tantangan tidak berhenti begitu saja sebab ada aturan dan larangan yang harus dipatuhi peserta, diantaranya tidak boleh menganggu perumahan yang ada hingga kewajiban mengikuti pengaturan arus lalu lintas yang sudah ada.
“Dari seluruh lomba yang kami ikuti, mungkin Bridge Design Competition ini yang paling menguras pikiran dan tenaga. Bayangkan ada empat babak yang harus kami lalui. Peserta yang lolos di satu babak sudah harus menyetor tugas selanjutnya dalam waktu tiga puluh enam jam, sementara pembuatan _Term of Reference_ harus diselesaikan dalam sepuluh hari saja,” tuturnya.
“Berpuncak pada babak final secara daring yang digelar pada 5 April 2023 lalu. Untung kami mendapatkan dukungan penuh dosen pembimbing Pak Ketut Aswatama dan kawan-kawan lainnya di Program Studi Teknik Sipil, sehingga berhasil jadi juara pertama,” ungkap Steven yang merupakan mahasiswa angkatan tahun 2020.
Jembatan Trizyandru rancangan ketiganya memiliki panjang 36 meter dengan tinggi 6,4 meter. Desainnya menggunakan kombinasi gelagar atas Arc Bridge pada bagian atas dengan struktur bentang diagonal Warren Truss di bagian bawah. Materi yang digunakan adalah _carbon steel_.
Di seputar jembatan juga dibangun fasilitas pedestrian sehingga dapat digunakan beraktivitas oleh warga. Rencananya dalam waktu dekat, para mahasiswa Program Studi Teknik Sipil FT Universitas Jember akan berlaga di ajang serupa yang digelar oleh Universitas Teknologi Mara Malaysia.
Advertisement