Liputan6.com, Jakarta - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mendapat kunjungan dari Kuasa Usaha Ad Interim dan Minister Kedubes Tiongkok Zhou Kan pada Kamis 6 April 2024.
Pada kunjungan ini, Kedubes Tiongkok memberikan santunan kepada yatim dan dhuafa di acara buka puasa bersama Pimpinan UMJ.
Rektor UMJ Ma’mun Murod menyatakan, kedatangan Kedubes Tiongkok untuk Indonesia di UMJ merupakan sebuah kehormatan.
Advertisement
"Islam mengajarkan pentingnya kerja sama dengan siapapun yang berbeda negara, agama, bangsa, suku. Ketika kita mampu menjalin kerja sama yang seperti itu, pertanda ketaqwaan kita pada tuhan yang maha kuasa. Jadi derajatnya cukup tinggi,” katanya.
Ma’mun memperkenalkan Muhammadiyah dan UMJ sebagai bagian dari Amal Usaha Muhammadiyah yang sangat terbuka untuk kerja sama dengan berbagai pihak.
Sebelumnya UMJ telah melakukan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Tiongkok. Ia berharap pertemuan hal itu, dapat mengawali jalinan kerja sama antara UMJ dengan Kedubes Tiongkok untuk Indonesia di bidang pendidikan baik dalam program pertukaran mahasiswa, kolaborasi riset, maupun beasiswa studi.
“Jika memungkinkan kita dapat menginisiasi untuk bekerja sama membuka pusat kebudayaan China di UMJ. Kalau kerja sama ini bisa dilakukan, ini yang pertama dengan universitas Muhammadiyah,” ungkap Ma’mun.
Hal penting yang menurut Ma’mun perlu digarisbawahi adalah bahwa Muhammadiyah merupakan representasi dari organisasi Islam yang moderat.
“Komitmen Muhammadiyah sejak awal untuk mengedepankan prinsip Islam moderat ditandai dengan praktik langsung. Tidak hanya bicara toleransi tapi juga praktik di lapangan,” ungkap Ma’mun.
Hubungan Baik
Zhou Kan menyatakan, kemitraan strategis dan komprehensif antara China dan Indonesia telah berkembang pesat dan telah menghasilkan bukti nyata.
Tiongkok telah menjadi mitra dagang yang besar dan sumber utama investasi Indonesia. Hubungan Indonesia dan Tiongkok telah terjalin dan semakin erat dengan adanya bantuan kemanusiaan saat bencana terjadi di Indonesia mulai dari tsunami Selat Sunda hingga pandemi Covid-19. Bantuan tersebut di antaranya disalurkan melalui Muhammadiyah.
Dari sejarah hubungan Indonesia dan Tiongkok, Zhou ingin menyampaikan bahwa hubungan yang terjalin antara keduanya merupakan hubungan yang sangat baik dan saling mendukung. Termasuk hubungan dengan komunitas muslim dunia, salah satunya Muhammadiyah.
Advertisement