Liputan6.com, Jember - Pegon merupakan moda angkutan tradisional yang ditarik oleh sepasang sapi. Pegon biasanya digunakan untuk mengangkut pasir, batu, hasil pertanian dan lainnya.
Di Jember, pegon masih eksis menjadi salah satu pilihan moda transportasi angkutan masyarakat. Mayoritas banyak ditemui di pedesaan.
Pemkab Jember pun konsisten menyelenggarakan Festival Pegon setiap tahunnya, yang kemudian menjadi budaya syukur warga di hari ketujuh lebaran.
Advertisement
Seperti tahun ini, festival pegon berlangsung penuh kemeriahan, setiap pegon dihias sedemikian rupa, kemudian berjalan mengitari jalanan utama di kawasan destinasi wisata pantai Watu Ulo.
“Watu Ulo Pegon atau dikenal Waton, telah menjadi budaya kita, budaya warga Jember, sejarahnya festival pegon ini digelar pertama kalinya pada 1989, tepatnya pada hari raya ketujuh lebaran atau kupatan, dan tahun ini kita selenggarakan masih di bulan syawal,” jelas Bupati Jember Hendy Siswanto, Selasa (9/5/2023).
Usai arak-arakan pegon, masyarakat menikmati berbagai hidangan kupatan, sambil menikmati indahnya pantai Watu Ulo.
“Festival ini hanya bisa dinikmati setahun sekali,” ujarnya.
Untuk itu, perlu benar benar dilestarikan. Tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, yakni menjadi tanggung jawab kita bersama.
Melalui kegiatan ini, masyarakat juga menampilkan kesenian yang dapat diteruskan ke generasi-generasi berikutnya. Selain itu, diharapkan dapat menarik minat wisata.
“Mari berpartisipasi untuk festival-festival berikutnya. Mari menjaga dan menghargai tradisi yang menjadi ciri khas bangsa,” pungkasnya.