Liputan6.com, Surabaya - Kanwil Kemenag Jatim mengusulkan pelunasan biaya haji yang batas akhirnya 12 Mei 2023, diperpanjang karena adanya masalah sistem pada Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa hari terakhir.
"Akibatnya, dari total 35.152 jemaah calon haji Jatim, yang telah terdaftar dalam kuota berangkat ke Tanah Suci tahun ini, tercatat sebanyak 8.417 orang atau 19 persen belum melakukan pelunasan," kata Kepala Kanwil (Kakanwil) Kemenag Jatim Husnul Maram, di Gedung Grahadi Surabaya, Kamis 11 Mei 2023, dikutip dari Antara.
Dari jumlah tersebut, 6.099 jamaah di antaranya gagal melunasi disebabkan trouble system Bank Syariah Indonesia. Sisanya, 2.318 jemaah tercatat sebagai nasabah bank lain, seperti Bank Mega, BRI dan BNI.
Advertisement
"Kemarin kami rapat. Tadi malam juga masih rapat. Kami memohon kepada Jakarta, khusus untuk Bank Syariah Indonesia untuk ditambah waktunya. Kami memohon ini, mudah-mudahan dikabulkan, karena ada 6.099 jamaah yang tercatat sebagai nasabah Bank Syariah Indonesia," ujarnya.
Kakanwil Kemenag Husnul meyakini pasti ada jalan keluar atas kendala pelunasan biaya haji akibat masalah sistem di BSI.
Terlebih, kuota jamaah haji Indonesia telah diberikan oleh Pemerintah Arab Saudi. Menurut Husnul, kuota yang telah diberikan jangan sampai berkurang atau ada kursi yang kosong akibat kendala tersebut.
Kemenag Jatim, kata Husnul, mengupayakan agar jamaah calon haji asal provinsi setempat yang pelunasannya terkendala masalah sistem di Bank Syariah Indonesia tidak digantikan oleh cadangan.
Â
Tunggu Kemenag Pusat
"Jamaah calon haji yang masuk dalam daftar cadangan jumlahnya sekitar 10 persen dari kuota Jatim. Mereka sudah melunasi biaya haji karena memang dipersiapkan agar sewaktu-waktu langsung berangkat untuk menggantikan calon yang berhalangan," ucapnya.
Namun, Husnul menegaskan masih menunggu kebijakan dari Kemenag Pusat atas kendala sistem di Bank Syariah Indonesia, sehingga jamaah yang sudah masuk kuota berangkat ke Tanah Suci tahun ini tidak perlu digantikan oleh cadangan.
Advertisement