Sukses

Bukan Pidana, Kasus Emak-Emak Siram Air Kencing Rumah Tetangga di Sidoarjo Dilimpahkan ke Satpol PP

Kapolsek Sukodono, AKP Supriyana membenarkan, kasus dugaan penyiraman air kencing yang dilakukan oleh Masriah ke rumah tetangganya, Wiwik, di Desa Jogosatru, Sukodono, kini ditangani Satpol PP Kabupaten Sidoarjo.

Liputan6.com, Surabaya - Kapolsek Sukodono, AKP Supriyana membenarkan, kasus dugaan penyiraman air kencing yang dilakukan oleh Masriah ke rumah tetangganya, Wiwik, di Desa Jogosatru, Sukodono, kini ditangani Satpol PP Sidoarjo.

“Jadi terhadap perkara itu sudah kami limpahkan, kemudian hasil rekomendasinya untuk dilimpahkan Pol PP Kabupaten,” ujar AKP Supriyana, Senin (16/5/2023).

AKP Supriyana mengungkapkan, perbuatan Masriah yang sudah membuang air kencing, sampah hingga kotoran selama bertahun-tahun itu hanya melanggar Peraturan Daerah (Perda) setempat.

“Itu pelanggaran Pasal 25 Perda 6 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah dan distribusi pelayanan persampahan/kebersihan,” ucapnya.

AKP Supriyana menegaskan, dugaan kasus penyiraman air kencing yang dilakukan Masriah itu bukanlah peristiwa pidana.

“Bukan peristiwa pidana, bukan tindak pidana, tidak ditemukan peristiwa pidana atau bukan tindak pidana,” ujarnya.

Sebelumnya, Nur Masud (46) menantu Wiwik (64) warga Desa Jogosatru, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, mengaku selama enam tahun ini keluarganya selalu keluar masuk rumah lewat pintu dapur.

Hal tersebut lantaran tetangga rumahnya yang bernama Masriah sejak tahun 2017 dan hampir setiap hari, pagi dan sore selalu menyiram pintu utamanya dengan air kencing dan tinja.

"Kami sudah pernah mengganti pintu utama dengan pintu yang terbuat dari besi, namum tetap saja menjadi incaran dan sasaran penyiraman air kencing dan tinja," ujarnya, Minggu (14/5/2023) malam.

Masud mengatakan, keluarganya memang sudah jarang menggunakan pintu utama untuk akses keluar masuk rumah sejak peristiwa tersebut.

2 dari 2 halaman

Pintu Depan Tetap Digunakan

"Jadi akhirnya kami sepakat untuk menjadikan pintu dapur sebagai pintu utama rumah selama enam tahun terakhir ini," ucapnya.

Walaupun selalu disiram air kencing dan tinja, lanjut Masud, dirinya tetap menggunakan pintu utama tersebut untuk mengeluarkan dan memasukan sepeda motor.

"Jadi setiap pagi, sebelum berangkat kerja, saya ikut membantu membersihkan pintu itu. Lalu sepeda motor saya bawa keluar. Malam setelah pulang kerja juga begitu, membersihkan pintu dulu selanjutnya memasukkan sepeda motor," ucapnya.