Sukses

3 Siswa SD Tewas Tenggelam, Disparbud Soroti SOP Pengawasan Kolam Renang Jwalita Tenggalek

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Sunyoto memastikan pihaknya bakal mengevaluasi standar operasional prosedur (SOP) pengawasan keselamatan para pengunjung Kolam Renang Jwalita di Kelurahan Kelutan.

Liputan6.com, Trenggalek - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Sunyoto memastikan pihaknya bakal mengevaluasi standar operasional prosedur (SOP) pengawasan keselamatan para pengunjung Kolam Renang Jwalita di Kelurahan Kelutan.

"Kami akan pemeriksaan internal. Seharusnya kejadian ini tidak sampai terjadi," kata Sunyoto, Senin (5/6/2023), dikutip dari Antara.

Sebelumnya, tiga bocah SD karena masuk ke area kolam dewasa yang memiliki kedalaman 1,5 meter di kolam renang Jwalita, Trenggalek, Minggu.

Selain memeriksa masing-masing petugas, Sunyoto juga ingin memastikan tugas dan tanggung jawab setiap pengawas kolam.

Ia tak ingin petugas yang mendapat giliran berjaga hanya sebatas melakukan kegiatan kebersihan, berjaga memungut tiket apalagi ongkang-ongkang saat jam kerja.

"Ada tiga petugas di sana dan semuanya bergantian, ada yang bersih-bersih dan lain sebagainya. Tapi kita belum tahu persis kenapa anak-anak ini bisa berenang di situ dan ternyata tidak bisa berenang. Karena ada kegiatan-kegiatan lain selain mengawasi anak," katanya.

Sunyoto menyebut sebelumnya sudah ada petugas khusus yang memang disiagakan untuk memantau aktivitas pengunjung. Namun karena perombakan birokrasi, petugas itu pindah ke organisasi perangkat daerah lainnya.

"Tentunya kita akan melakukan pembinaan sehingga standar operasional pengelolaan kolam renang lebih aman bagi pengunjung," katanya.

Pernyataan Sunyoto itu merupakan kebijakan mitigasi kecelakaan atau bencana di dalam lingkungan kolam renang Jwalita apabila terjadi situasi kedaruratan seperti halnya barusan terjadi dialami tiga bocah SD yang tewas tenggelam di kolam renang dewasa Kr Jwalita, Trenggalek, Jawa Timur, Minggu pagi.

Insiden yang terjadi sekitar pukul 08.00 WIB itu sontak membuat seluruh pengunjung dan pengelola kolam renang milik daerah (Pemkab) Trenggalek itu gempar dan langsung ditutup.

Jasad ketiga siswa SD berinisial NA (9), MZ (10) dan B (9) kemudian dievakuasi dan polisi pun menyelidiki kejadian tersebut.

"Ketiga korban sudah dievakuasi (tapi) dan segera dibawa ke rumah sakit (RSUD dr. Soedomo Trenggalek)," kata Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino di Trenggalek.

2 dari 2 halaman

Tidak Ada Indikasi Kekerasan

Informasi resmi dari bagian Humas RSUD dr. Soedomo Trenggalek, Sudjiono, dua dari tiga bocah yang menjadi korban dalam insiden itu sudah meninggal di lokasi kejadian. Sementara satu anak lainnya kritis saat dilarikan ke UGD.

"Mereka datang ke UGD sekitar pukul 09.00 WIB. Dari tiga anak itu yang dua anak saat tiba di rumah sakit sudah dalam keadaan meninggal dunia, yang satunya kritis,” ujarnya.

Selang satu jam kemudian, lanjut Sudjiono, bocah yang kritis tersebut meninggal dunia saat mendapatkan perawatan medis.

Dari hasil pemeriksaan luar, petugas tidak menemukan adanya indikasi kekerasan pada tubuh korban. Mereka diduga meninggal dunia akibat tenggelam di kolam.