Sukses

Warna Warni Festival Pengantin Banyuwangi, Suguhkan Beragam Kekayaan Rias Tradisional Nusantara

Ratusan warga memadati pawai Festival Pengantin Nusantara di RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi. Festival yang telah memasuki tahun ketiga ini menampilkan kekayaan tata rias pengantin tradisional nusantara.

Liputan6.com, Banyuwangi - Ratusan warga memadati pawai Festival Pengantin Nusantara di RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi. Festival yang telah memasuki tahun ketiga ini menampilkan kekayaan tata rias pengantin tradisional nusantara.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati ini, tampilkan 14 regu yang terdiri dari 11 ranting HARPI dan 3 regu mandiri. Setiap regu menampilkan tema yang berbeda dengan melibatkan dua pengantin dalam setiap regu.

"Kami tampilkan berbagai ragam dandanan pengantin dari nusantara seperti Paes Ageng Jogja, Basahan Jawa, Suntiang Padang, Agung Bali, Aesan Gede Palembang, Siger Sunda, Siger Lampung, dan Madura," kata Ketua Panitia Festival Pengantin Nusantara, Suciati Suyanto, yang akrab dipanggil Cici, Senin (5/6/2023).

Cici mengatakan, Festival Pengantin Nusantara kali ini berupaya mengenalkan adat pengantin Banyuwangi, Sembur Kemuning. Sembur Kemuning adalah salah satu ragam adat penganten Banyuwangi, selain Mupus Braen Blambangan, dan Sekar Kedaton.

Sembur Kemuning merupakan upacara adat pengantin masyarakat pesisiran di Banyuwangi. Pakaian pengantin yang dikenakan didominasi warna kuning, orange dan ungu.

"Baju pengantin Banyuwangi mulao dikenal di daerah lain, dan mulai mendapatkan tempat. Nah, kami ingin mengenalkan kekayaan adat pengantin yang lain, yakni Sembur Kemuning, agar lebih dikenal banyak orang," tutur Cici.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengaku kagum atas antusiasme yang luar biasa dari warga. Bahkan, sebelum acara dimulai, masyarakat telah berkumpul di sepanjang jalan sepanjang 2 kilometer yang mengiringi pawai pengantin. 

"Semoga kegiatan ini kian memperkuat jejaring tata rias pengantin dan berkontribusi dalam pertumbuhan sektor ekonomi kreatif di Banyuwangi," ujar Ipuk.

Ipuk mengimbau festival ini dimanfaatkan juga sebagai edukasi kepada masyarakat tentang pernikahan.

"Dengan kegiatan ini, saya berharap lebih digalakkan lagi konsultasi pernikahan pada pasangan muda. Para calon pengantin diberikan pemahaman tentang rumah tangga," saran Ipuk.

2 dari 2 halaman

Asah Kreativitas

Salah satu perias pengantin, Nur Jannah, mengaku senang bisa menjadi bagian dalam Festival Pengantin Nusantara.

"Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari acara ini yang tidak hanya melestarikan warisan nenek moyang, tetapi juga membuka peluang baru bagi industri tata rias di Banyuwangi. Festival ini adalah panggung yang bagus untuk berbagi kreativitas," ujar Nur, perwakilan HARPI ranting Genteng itu.

Selain pawai pengantin, Festival Pengantin Nusantara juga menyajikan beragam kegiatan budaya, seperti pertunjukan Jaranan Buto, Pagelaran Wayang Kulit, dan Pameran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Waterpark Cluring yang akan berlangsung hingga 7 Juni mendatang.

Â