Sukses

Kiasan Penjara Hati Nuraeni Terpampang pada Pameran Lukisan Tunggal di Jakarta

Pemandangan berbeda terlihat di Energy Building Jakarta pada 14-16 Juni 2023. Sejumlah deretan lukisan terpampang dengan beragam ukuran dan desain. Setidaknya ada ada 11 lukisan Nuraeni HG disajikan dalam acara pameran tunggal di gedung tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Pemandangan berbeda terlihat di Energy Building Jakarta pada 14-16 Juni 2023. Sejumlah deretan lukisan terpampang dengan beragam ukuran dan desain. Setidaknya ada ada 11 lukisan Nuraeni HG disajikan dalam acara pameran tunggal di gedung tersebut.

Kurator pameran lukisan Rizki A Zaelani menyatakan, pameran lukisan karya Nuraeni mengusung tema Penjara Hati Nuraeni HG. Karya-karya tersebut dibuat pada periode 1970 hingga 2003.

Rizki menyatakan, bagi Nuraeni HG, lukisannya ialah sebuah bidang kiasan tentang penjara hati. Nuraeni berbeda dalam menghayati jendela lukisan sebagaimana pelukis pemandangan alam.

Penjara di mata Nuraeni HG ialah perluasan dari manifestasi rumah kedirian atau dunia dalam yang memiliki jendela untuk melihat keluar, membayangkan bagaimana kebahagiaan hidup orang-orang biasa di luar sana.

"Nuraeni tidak menghayati jendela lukisan sebagaimana para pelukis pemandangan alam membayangkan hamparan keindahan alam yang terletak di balik bingkai kanvas lukisan," kata Rizki dalam keterangan tertulis, Kamis (15/6/2023).

Nuraeni HG ialah istri kedua mendiang maestro seni lukis Indonesia Hendra Gunawan. Almarhum Hendra bertemu dengan Nuraeni di Rutan Kebon Waru Bandung. Ketika itu, Nuraeni merupakan tahanan politik akibat peristiwa tragedi kemanusiaan pada tahun 1965.

Semasa di Rutan Kebon Waru, Nuraeni bersama beberapa kawannya belajar melukis dari Hendra Gunawan. Selama proses belajar melukis, dia dipercaya ikut terlibat kolaborasi bersama Hendra dan pelukis lainnya dalam sebuah proyek seni sebuah pesanan lukisan.

 

 

2 dari 2 halaman

Nuraeni dan Hendra Saling Mempengaruhi Pikiran Sebagai Seniman

Nuraeni pada 1972 akhirnya dinyatakan bebas, enam tahun berselang, giliran Hendra yang dinyatakan bebas. Keduanya saling memengaruhi pemikiran dan pengalaman pribadi sebagai seniman, termasuk gagasan, teknik maupun pemilihan warna.

Menurut Rizki, berbagai karya Nuraeni merupakan imajinasi tentang sebuah bidang lukisan sebagai jendela. Itu dipahami secara jelas dan langsung sebagai ruang dan dinding penjara yang memisahkan dirinya dengan realitas hidup yang dipahami oleh masyarakat secara umum.

"Ruang dan dinding-dinding penjara memisahkan Nuraeni dari pemandangan tentang keluarga, teman-teman yang pernah dikenalnya, alam tatar Parahyangan yang indah, atau realitas hidup keseharian masyarakat," lanjutnya.