Sukses

Direktur Aga Khan Award Bakal Hadiri Festival Arsitektur Nusantara di Banyuwangi

Atas keberhasilan Bandara Banyuwangi, Direktur Aga Khan Award dari Jenewa, Swiss akan datang ke Banyuwangi sebagai bentuk apresiasi, dan akan turut menjadi bagian Festival Arsitektur Nusantara (22 – 24 Juni 2023) yang rutin dihelat Banyuwangi.

Liputan6.com, Banyuwangi - Bandara Banyuwangi telah memenangi penghargaan arsitektur dunia, Aga Khan Award for Architecture pada November 2022 lalu. Atas keberhasilan tersebut, Direktur Aga Khan Award dari Jenewa, Swiss akan datang langsung ke kabupaten paling ujung Pulau Jawa itu sebagai bentuk apresiasi.

Selain itu, juga akan turut menjadi bagian dari Festival Arsitektur Nusantara (22 – 24 Juni 2023) yang rutin dihelat Banyuwangi.

Aga Khan Award for Architecture merupakan salah satu penghargaan prestisius di dunia arsitektur. Salah satu kategori penilaiannya adalah bagaimana karya arsitektur dapat memberikan sumbangan besar terhadap umat manusia.

Bandara Banyuwangi yang mewakili Indonesia terpilih bersama dengan 5 karya lainnya dari seluruh dunia, anatara lain Art Museum and Cultural Centre (Iran), Niemeyer Guest House (Lebanon), Kamanar Secondary School (Senegal).

“Festival Arsitektur Nusantara tahun ini akan dilaksanakan bersamaan dengan kunjungan Direktur Aga Khan Award For Architecture di Banyuwangi, Farrokh Derakhsani dari Jenewa Swiss. Ini bentuk mereka menghargai kualitas pemenang Aga Khan Award dengan datang kemari. Jadi sekalian kita rangkai dengan Festival Arsitektur,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Festival Arsitektur Nusantara akan digelar selama tiga hari, 22 – 24 Juni 2023. Digelar sejak 2019, festival arsitektur adalah komitmen Banyuwangi mendukung pengembangan kekayaan arsitektur lokal yang sangat beragam di Tanah Air. Di Banyuwangi sendiri, arsitektur adalah bagian penting dari pembangunan.

Festival Arsitektur Nusantara berisikan pameran arsitektur, diskusi dan lokakarya, seminar internasional, hingga field trip. Sejumlah arsitek kondang nasional yang telah terlibat mengembangkan Banyuwangi juga hadir. Sebut saja Andra Matin yang mendesain Bandara Banyuwangi, Yori Antar yang dikenal sebagai pendekar arsitektur nusantara, Deni Gondo yang merancang museum kereta api di Banyuwangi, dan masih banyak lagi.

“Banyuwangi menjadikan arsitek dan arsitektur sebagai bagian integral dalam pembangunan daerah karena ingin bangunan publik tak sekadar sukses secara fungsional, tapi juga estetis dan berkelanjutan,” ujar Ipuk.

2 dari 2 halaman

Diawali Dengan Pameran Infrastruktur

Plt Kepala PU Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (PU CKPP), Suyanto Waspo Tondo Waspodo menambahkan festival akan dihelat di tiga venue yakni Gedung Juang 45, Pendopo Sabha Swagatha Blambangan, dan Bandara Banyuwangi. 

Acara akan diawali dengan pameran arsitektur (22 Juni – 6 Juli) di Gedung Juang ’45 dan Pendopo, field trip (22 – 23 Juni) ke lokasi-lokasi heritage seperti Pendopo Banyuwangi,  Pantai Boom, Gedung Juang’45, Inggrisan, Kantor Pos, dan TN Alas Purwo. Mereka akan diajak berkeliling untuk mengetahui cerita dan sejarah tentang bangunan-bangunan tersebut.

Juga digelar Diskusi Panel (23 Juni) dengan dihadiri Direktur Aga Khan Award, Andra Matin, Yori Antar, Hossein Rezai di Pendopo, diskusi dan lokakarya tentang tantangan perancangan bandara perintis di Pendopo (23 Juni). Konferensi internasional arsitektur (24 Juni) di Gedung Juang ’45.

Sebagai puncak acara, akan dilakukan prosesi penghargaan atas kemenangan Bandara Banyuwangi yang merupakan penutup proses pelaksanaan Agakhan Award For Architecture.

“Karena seleksi pemenang Aga Khan Award adalah proses yang panjang selama tiga tahun, maka penyelenggara mengapresiasi kita dengan menggelar acara di lokasi pemenang. Akan diserahkan penghargaan (commendation letter) kepada semua pihak yang dinilai turut andil dalam pembangunan Bandara Banyuwangi. Mulai tim perancang dan pihak yang terlibat selain bangunan dan masyarakat sekitarnya,” tutup Suyant.