Liputan6.com, Malang - Dinas Peternakan Jawa Timur mencatat selama Januari – Juni 2023 sudah lebih dari 4 ribu laporan sapi terjangkit LSD (lumpy skin disease). Berbagai langkah dilakukan guna mencegah penyebaran penyakit itu agar tak meluas.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani, mengatakan penyakit LSD pada sapi ditemukan hampir merata di seluruh daerah dengan Jombang jadi yang tertinggi yakni sebanyak 600 kasus.
Baca Juga
“Perputaran sapi antar pasar di Jombang sangat cepat. Ini yang jadi salah satu penyebab daerah ini jadi yang tertinggi temuan kasusnya,” kata Indyah di Malang Minggu, 25 Juni 2023.
Advertisement
Menurut dia, beruntung serangan penyakit ini tidak sangat cepat menyebar seperti wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Meski begitu, seluruh ternak sapi yang terjangkit penyakit itu tetap cepat diberi pengobatan. Ada tim medis terdiri dari dokter hewan dan paramedik yang diterjunkan.
“Pengobatan pada luka maupun menurunkan demam pada sapi. Termasuk mendorong agar imunitas hewan selalu terjaga itu juga penting,” ujarnya.
Selain penanganan medis, juga dilakukan vaksinasi pada sapi. Dinas Peternakan sudah mendapat kiriman sebanyak 320 ribu dosis vaksin LSD. Untuk tahap pertama sudah didistribusikan sebanyak 150 ribu dosis ke berbagai daerah terutama untuk sapi perah.
“Karena sapi perah umurnya panjang dan yang paling banyak terjangkit, setelah itu baru untuk sapi potong,” ucap Indyah.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah mengajukan permintaan tambahan vaksin LSD ke pemerintah pusat. Namun masih belum jelas kapan pasokan tambahan itu bakal tiba karena dari informasi awal masih dalam proses pengadaan.
“Sekarang pusat masih proses pengadaan ke salah satu negara di Afrika yang terdapat produsen vaksin itu,” ujar dia.
Cegah Penyebaran LSD
LSD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus utamanya menyerang hewan sapi. Penyakit ini dicirikan adanya benjolan pada kulit sapi. Virus penyebab penyakit ini ditularkan oleh vektor serangga seperti nyamuk, lalat, caplak.
Indyah Aryani mengatakan peternak bisa mencegah penyebaran penyakit tersebut. Misalnya dengan menjaga kebersihan kandang, menghindari adanya tumpukan kotoran ternak. Termasuk rutin melakukan disinfeksi ke kandang.
“Jangan biarkan kandang kotor yang itu bisa membuat vektor yang menularkan virus berkembang biak,” kata dia.
Menjaga kebersihan kandang itu juga bisa mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Beruntung untuk wabah PMK di Jawa Timur dalam beberapa minggu terakhir ini sudah cenderung melandai, nihil temuan kasus.
“Kalau PMK beberapa minggu ini kasusnya nol karena terus kami pantau harian,” ujarnya.
Indyah menyebut secara kumulatif untuk penyakit PMK di Jawa Timur ada 199 ribu kasus. Untuk pencegahannya, sudah lebih dari 5,7 juta dosis vaksin diterima dan yang sudah dipakai mencapai lebih dari 5,45 juta vaksin.
Advertisement