Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak 19 dari 71 warga Kalilom Lor Indah Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akibat keracunan massal olahan daging kurban.
“Dari hasil penyisiran ke rumah-rumah warga pada Sabtu, (1/7/2023), dihimpun sebanyak 71 orang mengalami keracunan dan saat itu langsung dilakukan perawatan medis. Dari 71 pasien itu, 44 pasien menjalani rawat inap dan 27 pasien menjalani rawat jalan,” Kepala Dinkes Surabaya Nanik Sukristina, Senin (3/7/2023).
Setelah dilakukan perawatan, sejumlah pasien yang sudah dipastikan membaik oleh tim dokter, langsung diperbolehkan pulang. Berdasarkan data dari Dinkes Surabaya perhari ini, pukul 12.00 WIB, total pasien yang masih menjalani rawat inap sudah tersisa 19 pasien dari yang awalnya 44 pasien.
Advertisement
“19 pasien ini dirawat inap di Rumah Sakit Unair 9 pasien, di RSUD Dr. Moh. Soewandhie 4 pasien, RS Mitra Kenjeran 4 pasien, dan RSU Haji 2 pasien,” tegas Nanik.
Sedangkan 27 pasien yang sejak awal menjalani rawat jalan, hingga saat ini sudah dinyatakan tidak ada keluhan dan sudah dinyatakan sembuh atau sehat.
Oleh karena itu, Nanik memastikan bahwa dari total 71 korban, kini sudah tersisa 19 pasien yang masih dirawat jalan di sejumlah rumah sakit di Surabaya.
“Mereka terus mendapatkan perawatan intensif hingga saat ini. Namun, kondisinya sudah mulai membaik dan sudah banyak yang pulang,” katanya.
Di samping itu, Nanik juga memastikan bahwa pihaknya sampai saat ini masih menunggu hasil lab dari BBLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) Surabaya.
Ia mengakui bahwa sudah mengirimkan sejumlah sampel kepada BBLK, mulai dari hasil olahan hingga muntahan korban dan dahaknya. “Nah, untuk hasilnya masih kita tunggu dari BBLK,” pungkasnya.
Kronologi Kejadian
Camat Kenjeran Kota Surabaya, Yuri Widarto mengatakan, keracunan itu terjadi setelah warga tasyakuran menyantap olahan daging kurban bersama. Olahan daging tersebut berupa sate, gulai dan krengsengan.
"Kronologinya itu, warga siang itu kurban, setelah kurban kebiasaan warga tasyakuran. Kamis 29 Juni malam, mereka itu tasyakuran. Setelah tasyakuran, Jumat 30 Juni pagi, mereka terasa gejala mual, muntah-muntah, ada yang demam juga," ujarnya.
Sementara itu, salah satu korban keracunan bersama Sami'is menuturkan, seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini warga di tempatnya makan bersama saat Hari Raya Iduk Adha. Bahan utamanya ialah daging kurban yang diolah jadi sate, gulai, dan krengsengan.
Biasanya, lanjut Sami'is, tidak ada masalah. Warga menikmati tradisi tahunan itu tanpa ada masalah kesehatan.
"Baru kali ini kena musibah. Ada tiga menu yang dimasak, sate, gule sama krengsengan. Harusnya empat menu, tapi kikilnya belum dimasak," ucapnya.
Mulanya, lanjut Sami'is, warga yang menikmati makanan aman-aman saja. Kemudian ada jeda selama beberapa jam, menanti makanan yang lain yang belum selesai dimasak.
"Tiba-tiba banyak yang mengeluhkan pusing dan mual. Anak dan istri saya termasuk korbannya dan sekarang dirawat di sini (Puskesmas Tanah Kali Kedinding)," ujarnya.
Advertisement