Sukses

Simak Tips Membuat Bakso Daging Empuk ala Owner Bakso Bucin Wiyungan Surabaya

Bakso atau pentol sudah menjadi bagian kuliner tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Di banyak daeah, kuliner ini menjadi buruan. Terlebih jika mempunya citarasa lezat dan dagingnya yang empuk.

Liputan6.com, Surabaya - Bakso atau pentol sudah menjadi bagian kuliner tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Di banyak daeah, kuliner ini menjadi buruan. Terlebih jika mempunya citarasa lezat dan dagingnya yang empuk.

Bunda Cindy, Owner Bakso Bucin Wiyungan Surabaya memberi tips membuat bakso daging yang empuk. Ia mengungkapkan, pemilihan daging menjadi kunci untuk mendapatkan bakso yang empuk. Ia menyebut daging yang dipilih sebaiknya bagian paha belakang sapi terluar, biasa disebut gandik.

"Saat giling daging juga harus menggunakan batu es. Kuncinya daging harus fresh. Bukan daging campur lemak," kata perempuan yang akrab disapa Bucin ini, Jumat (14/7/2023).

Perempuan asli Wonogiri yang telah tinggal puluhan tahun di Surabaya itu menjelaskan, komposisi bumbu juga harus tepat. Dengan begitu, teksturnya crunchy tapi lembut. Dia menambahkan, untuk mendapatkan kualitas bakso yang bagus, komposisi daging harus diperhatikan.

"Komposisi daging 90 persen, sementara bumbu dan tepung 10 persen. Ini baru bisa disebut bakso daging asli," ujarnya.

Bucin melanjutkan, soal tekstur bakso sebenarnya bergantung selera masing-masing konsumen. Menurutnya, ada yang suka bakso empuk, keras dan kenyal.

Menurut Bucin, umumnya konsumen menginginkan rasa daging yang dominan pada bakso. Karena itu komposisi dagingnya harus tinggi.

"Kalau komposisi dagingnya tinggi, otomatis baksonya berasa daging, bukan bakso tepung," pungkasnya.

 

2 dari 2 halaman

Keluarga Pedagang Bakso

Bunda Cindy adalah salah satu pelaku UMKM bakso di Surabaya. Perempuan yang akrab disapa Bucin ini sudah 7 tahun berjualan bakso frozen secara online. Ia meneruskan resep bakso milik keluarga. Bakso buatannya memperhatikan kualitas, tekstur dan higienis dengan komposisi 90 persen daging.

"Saya ini berasal dari keluarga pedagang bakso. Nenek dan bapak saya adalah pedagang bakso di Jakarta. Mereka mensuplai banyak pedagang bakso gerobak. Jadi saya adalah generasi ketiga keluarga pedagang bakso," tutur perempuan asal Wonogiri ini, Selasa (6/6/2023).

Bucin menjelaskan, meski dirinya bermodal resep keluarga tapi ia mengkombinasi resep itu dengan sejumlah tambahan dan modifikasi. Proses itu ia peroleh melalui sejumlah kursus dan uji coba berkali-kali.

Ia sempat mengikuti kursus bakso dengan biaya yang cukup mahal di masa itu, Rp4 juta untuk dua hari kursus. Bahkan ia pernah mendatangkan chef hotel berbintang untuk menilai bakso buatannya.

"Saat ini, saya sudah mendapat resep yang pakem. Ini merupakan resep keluarga yang sudah dikombinasi. Bahan dan prosesnya pun halal. Tentunya juga menyesuaikan lidah dan selera orang Surabaya, karena saya berusaha di kawasan Wiyung, Surabaya," katanya.