Sukses

3 Kader Banteng Ini Dipanggil DPP PDIP karena 'Dosa' Bertemu Prabowo, Ada Nama Gibran

Kontestasi politik jelang Pilpres 2024 mulai menghangat. Aksi dukung-mendukung calon presiden mulai bermunculan. Tidak hanya kader partai, tapi juga kalangan nonpartai yang mendeklarasikan dukungan ke salah satu nama yang akan bertarung di 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Kontestasi politik jelang Pilpres 2024 mulai menghangat. Aksi dukung mendukung calon presiden, mulai bermunculan. Tidak hanya itu kader partai tapi juga kalangan non partai yang mendeklarasikan dukungan ke salah satu nama yang akan bertarung di 2024.

Tak hanya itu, lobi-lobi politik juga intens dilakukan para elite partai. Meski belum ada titik temu terkait calon presiden yang akan diusung, hal tersebut tidak menghambat jalannya silaturahmi politik para tokoh politik bangsa.

Namun, pertemuan menjadi bermasalah bilamana itu dilakukan oleh kader partai yang secara pimpimannya telah mendeklarasikan dukungan kepada sosok tertentu. Hal ini dialami sejumlah kader PDIP, mereka harus berurusan dengan DPP PDIP karena manuver politik yang bertemu capres lain, yaitu Prabowo Subianto. Mereka pun dipanggil untuk klarifikasi.

Siapa saja mereka, berikut deretan namanya: 

1. Budiman Sudjatmiko

DPP PDI Perjuangan akan memanggil Budiman Sudjatmiko pada awal Agustus mendatang. Budiman akan dipanggil karena terindikasi melakukan pelanggaran organisasi setelah menemui Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

"Ya bulan Agustus, awal Agustus (soal pemanggilan Budiman)," ujar Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun kepada wartawan, dikutip Kamis (20/7/2023).

Komarudin menegaskan, DPP PDIP akan meminta pertanggungjawaban atas perilaku Budiman. Karena PDIP sudah tegas mengusung Ganjar Pranowo dan seluruh kadernya harus tegak lurus.

"Ketika kader mendatangi calon lain itu namanya melakukan perlawanan terhadap keputusan Partai, dan itu harus diminta pertanggungjawabannya," ujarnya.

Kehadiran Budiman di kediaman Prabowo juga tidak bisa diartikan sebagai langkah pribadi.

"Tidak ada itu orang pribadi-pribadi. Begitu juga kemarin Pak Effendi Simbolon bilang pribadi, kita panggil juga kan?" katanya.

Sebelumnya, politikus PDIP Budiman Sudjatmiko menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Kartanegara IV, Jakarta Selatan. Selepas pertemuan, Budiman menilai bahwa Prabowo salah satu orang terbaik yang layak didapatkan bangsa Indonesia.

"Saya berharap Pak Prabowo sehat, teruskan tugas, tunaikan tugas, dan saya ingin orang Indonesia layak untuk mendapatkan orang terbaik, salah satunya Pak Prabowo," kata Budiman di Kertanegara IV, Jakarta, Selasa (18/7).

Budiman merasa, bangsa Indonesia membutuhkan persatuan kaum nasionalis untuk saling mendukung. Terlebih, ada kebersamaan untuk Pemilu 2024.

"Kali ini saya memang bertemu beliau karena saya merasa bahwa bangsa ini butuh persatuan kaum nasionalis untuk saling mendukung butuh kebersamaan karena Indonesia 2024," ucap Budiman.

Budiman menyebut, dirinya punya cara pandang sama dengan Prabowo dalam kepemimpinan politik. Dalam arti, pada situasi bangsa yang ingin bangkit di tengah turbulensi global.

 

 

2 dari 3 halaman

2. Effendy Simbolon

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon dipanggil oleh DPP PDIP pada Senin, 10 Juli 2023. Sebabnya pernyataan Effendi yang mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Pernyataan itu jadi masalah karena perbedaan sikap dengan PDIP yang telah mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Ketua DPP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun menjelaskan, Effendi tidak bisa menyatakan dukungan capres selaku pribadi. Sebagai kader harus patuh kepada putusan partai.

"Pak Effendi itu tidak bisa menyampaikan pernyataan pribadi dalam konteks calon presiden, kan begitu. Bagaimana membedakan pribadi dalam konteks itu," jelasnya kepada wartawan, Senin (10/7).

"Setiap orang yang ber-KTA PDI Perjuangan, anggota partai ataupun pengurus, semua kebebasan individu diatur oleh aturan organisasi," lanjut Komarudin.

Ia mengingatkan aturan di PDIP yang setiap individunya tidak bisa menyatakan sikap politik pribadi. Harus mengikuti aturan di PDIP.

"Jadi kalau mau jadi orang partai ya harus diatur oleh aturan partai. Kalau mau jadi orang bebas silakan jangan berpartai," tegas Komarudin.

"Dalam konteks itu memanggil Effendi untuk mengklarifikasi pernyataannya dan dia tidak bisa menggunakan kalimat bersayap, sebagai pribadi itu tidak bisa di partai," jelas Komarudin.

Sebelumnya, Effendi Simbolon dalam acara Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI), menyampaikan harapan agar Indonesia dipimpin oleh sosok yang andal pada 2024 nanti.

Sebelumnya, Effendi Simbolon dalam acara Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI), menyampaikan harapan agar Indonesia dipimpin oleh sosok yang andal pada 2024 nanti.

Dia menyebut sosok andal yang dimaksud seperti Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Kalau saya pernah menyampaikan, saya melihat seyogyanya yang bertarung sekarang itu ada Prabowo-Prabowo yang setara gitu, jadi kelasnya itu sama. Kelas-kelas kalau ada 3 ada 4, ya sekelas Prabowo lah," kata Effendi Simbolon.

"Tadi kan pertanyaannya, pertanyaan saya pribadi, kepada saya pribadi. Saya secara jujur berharap Indonesia dinakhodai oleh pemimpin yang punya keandalan," sambung Effendi.

Effendi mengatakan penilaiannya terhadap Prabowo Subianto adalah objektif. Dia pun membahas ulang yang disampaikan Prabowo.

"Tadi disampaikan Pak Prabowo begitu besarnya aset bangsa, aset negara, aktiva negara, tapi kita kemudian tidak mampu mengoptimalkan itu menjadi sesuatu yang bermanfaat. Tidak ada lagi yang kemudian kita stunting, kemiskinan, dan seterusnya," ucapnya.

"Nah, tadi saya kira kita bisa membaca lah, secara jujur, secara objektif, saya melihat figur itu ada di Pak Prabowo," sambung dia.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP ini tak ingin membandingkan sosok Prabowo dengan capres PDIP Ganjar Pranowo. Dia berharap Ganjar terus bertarung di pilpres mendatang, dia mengaku tunduk dengan keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Kalau Pak Ganjar kan sudah diputuskan oleh PDIP, saya ada di sana, ya. Kita berharap beliau bertarung di pilpres yang akan datang," tutur Effendi.

3 dari 3 halaman

3. Gibran Rakabuming Raka

 

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka telah tiba di kantor DPP PDIP, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2023).

Gibran mengenakan seragam merah PDIP, datang sekitar pukul 10.30 WIB dengan menggunakan mobil kijang hitam berplat B 1072 ZF.

Dari foto yang diterima, Gibran diterima Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Gibran nampak mencium tangan Hasto

Sebelumnya, DPP PDIP bakal memanggil putra sulung Presiden Jokowi yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada Senin (22/5/2023).

Awak media tidak diperkenankan masuk dan hanya menunggu di sebrang kantor DPP PDIP.

Pemanggilan tersebut diduga terkait dengan deklarasi yang dilakukan relawan Jokowi-Gibran yang mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) di Angkringan Omah Semar pada Jumat (19/5/2023) malam.

Gibran Rakabuming Raka menduga pemanggilan yang dilakukan kepada dirinya terkait keputusan para relawannya yang mendukung capres Prabowo.

"Mungkin terkait itu (pertemuan relawan Jokowi-Gibran dengan Prabowo)," katanya singkat saat ditemui di Benteng Vasternburg, Solo, Sabtu (20/5/2023).

Suami Selvi Ananda itu mengaku pemanggilan itu telah diterima dirinya pada Sabtu pagi. Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto sendiri yang menghubungi Gibran untuk menghadap ke DPP PDIP pada Senin (22/5/2023).

"Dipanggil hari Senin pagi. Pagi tadi telah dihubungi Pak Sekjen," ucap dia.