Sukses

DBD Mengganas Serang Ratusan Warga Banyuwangi, 4 Meninggal Dunia

Dinas Kesehatan Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerahnya sejak Januari hingga Juli 2023 ini mencapai 220 kasus. Dari jumlah tersebut empat di antaranya meninggal dunia.

Liputan6.com, Banyuwangi - Dinas Kesehatan Banyuwangi, Jawa Timur,  mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerahnya sejak Januari hingga Juli 2023 ini mencapai 220 kasus. Dari jumlah tersebut empat di antaranya meninggal dunia.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, sebaran masyarakat yang terjangkit demam berdarah merata di seluruh kecamatan di Banyuwangi. Namun yang paling tinggi ada di Kota Banyuwangi.

"Untuk itu kami meminta masyarakat lebih waspada terhadap penularan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti ini," ujar Amir, Selasa (25/7/2023).

Sebab kata Amir, berkaca pada 2022 lalu, angka kasus DBD di Banyuwangi terbilang ekstrem. Angkanya mencapai 560 kasus dengan 12  kasus kematian. Sehingga menurut Amir, angka kasus DBD tahun 2023 hingga akhir tahun kemungkinan bisa bertambah, jika masyarakat abai terhadap penyakit DBD tersebut.

"Faktor cuaca mempengaruhi, tapi sebenarnya terutama kasusnya ini banyak terjadi di perkotaan, jadi  Banyuwangi itu tertinggi ini menunjukan bahwa memang ada yang perlu dihadapi serius prilaku masyarakat untuk melakukan 3M, jadi menguras, menutup, dan membersihkan tempat penampungan air," tambah Amir.

Siklus cuaca yang tidak menentu saat ini, memperbesar peluang perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Seperti saat ini waktu musim kemarau ternyata masih ada hujan.

"Kondisi ini yang membuat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti sangat pesat, karena cuaca yang tidak menentu," paparnya.

 

2 dari 2 halaman

Pola Hidup Sehat

Amir meminta masyarakat perlu meningkatkan pola hidup sehat dan upaya pencegahannya. Kemudian meningkatkan gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Seperti pencegahan dengan cara 3M yakni menguras, mengubur dan membuang barang bekas yang dimungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

 " Saya berharap sekali  masyarakat tidak hanya mengandalkan foging untuk pemberantasan DBD, Karena foging tidak membunuh 100 persen jentik nyamuk Aedes Aegypti," pungkasnya.