Sukses

Ponorogo Kekurangan 1.340 Guru untuk Jenjang SD dan SMP, Apa Solusinya?

Kendati di Kabupaten Ponorogo baru saja dilantik 541 guru honorer menjadi ASN melalui status pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), menurut Nurhadi masih terjadi kekurangan tenaga pendidik hingga seribu orang lebih.

Liputan6.com, Ponorogo - Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur sampai saat ini masih kekurangan sebanyak 1.340 tenaga guru atau pendidik, khususnya untuk jenjang pendidikan SD dan SMP.

Hal itu diungkapkan Kepala Dindik Kabupaten Ponorogo Nurhadi Hanuri. Ia menyebut ketimpangan jumlah tenaga guru dibanding sebaran sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama di daerah itu.

"Dari data kami per 31 Desember 2022, jumlah kekurangan guru di daerah ini mencapai 1.340 orang," katanya di Ponorogo, dilansir dari Antara, Minggu (30/7/2023).

Kendati di Kabupaten Ponorogo baru saja dilantik 541 guru honorer menjadi ASN melalui status pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), menurut Nurhadi masih terjadi kekurangan tenaga pendidik hingga seribu orang lebih.

"Memang di Kabupaten Ponorogo itu masih banyak kekurangan guru, tapi lembaga pendidikan perkembangannya sangat masif," katanya.

Untuk posisi jabatan kepala sekolah saja, lanjut dia, masih ada 40 posisi yang kosong, tenaga guru kelas sebanyak 812 orang, guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 297 orang dan guru olahraga sebanyak 191 orang.

"Itu secara keseluruhan meliputi jenjang SD mampu SMP di bawah naungan dindik," katanya.

Ia juga mengatakan kekurangan tenaga pendidik tersebut juga menjadi salah satu faktor penyebab sejumlah sekolah di Ponorogo kekurangan murid.

Pasalnya jika sekolah kekurangan guru maka satuan pendidikan tersebut tidak maksimal, sehingga masyarakat enggan menyekolahkan.

 

2 dari 2 halaman

Minat Masyarakat Akan Berkurang

"jika kekurangan guru ini tidak diselesaikan tidak menjawab permasalahan. Dampak masyarakat tidak minat ke sekolah karena gurunya tidak maksimal," urai Nurhadi.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga tidak bisa mempertahankan jika ada sekolah kekurangan murid setiap tahunnya. Sebab jika terus beroperasi biaya operasional sekolah tersebut juga tinggi.

Oleh sebab itu dirinya berharap kepada satuan pendidikan untuk terus berinovasi meski di tengah keterbatasan yang ada.