Sukses

Kisah Sujiati, Wanita Sidoarjo yang Sukses Jadi Bos Sandal dan Sepatu Kulit Usai Berhenti Jadi Pegawai Pabrik

Wanita asal Sidoarjo, Sujiati, sukses membuat tetangga dan keluarganya bangga sekaligus kagum. Keberhasilan mengembangkan usaha produksi kerajinan kulit berupa produksi sandal dan sepatu, membuatnya bisa menjadi mandiri dan merekrut karyawan.

Liputan6.com, Sidoarjo - Wanita asal Sidoarjo, Sujiati, sukses membuat tetangga dan keluarganya bangga sekaligus kagum. Keberhasilan mengembangkan usaha produksi kerajinan kulit berupa produksi sandal dan sepatu, membuatnya bisa menjadi mandiri dan merekrut karyawan.

"Saya sebelumnya bekerja sebagai koordinator di sebuah pabrik yang memproduksi sepatu dan sejenisnya," ujarnya, Selasa (1/8/2023).

Namun, Sujiati memutuskan untuk berhenti menjadi karyawan pabrik dan mulai merintis usaha sendiri menggunakan uang hasil tabungannya selama bekerja.

"Berbekal skill menjahit di pabrik, saya mampu menghasilkan produk kerajinan kulit dan penjahitan sepatu dengan standar brand yang dijual di mall," ucapnya bangga.

Sujiati memulai usaha produksi kerajinan kulit pada 2019. Sejak dua tahun lalu, dia mulai menjalankan usahanya secara mandiri dengan mempekerjakan beberapa tetangganya sebagai karyawan.

"Pada tahun 2020 banyak teman-teman di pabrik yang terdampak PHK. Saya ajak 25 orang perempuan mantan karyawan pabrik ikut memproduksi kerajinan kulit secara mandiri," ujarnya.

Namun, tidak seperti Sujiati yang memang telah menyisihkan uang tabungan untuk berusaha, rekan-rekannya tidak memiliki modal sepeserpun.

Sujiati tidak kehabisan akal, selain membutuhkan tambahan bahan baku, Ia juga ingin rekan-rekannya kembali mampu memberi nafkah untuk keluarganya.

"Saya memutuskan untuk bergabung menjadi nasabah Permodalan Nasional Madani (PNM) Mekaar untuk mendapat tambahan modal sekaligus membawa 25 teman untuk menjadi anggota," ucapnya.

Baginya, mengajukan pinjaman di Mekaar mudah dan merasa sangat terbantu oleh Account Officer (AO) yang mendampinginya menjalani usaha.

“Ini alasan utama saya gabung PNM Mekaar dan ajak teman-teman saya. Sebagai ketua kelompok, saya yang bertanggung jawab atas lancarnya cicilan mereka, saya yang pilih anggota kelompok saya sendiri yang saya sudah kenal bertahun-tahun seperti apa mereka,” ujar Sujiati.

2 dari 2 halaman

Dilirik Pabrik di Solo

25 rekan sejawatnya pun ikut membantu produksi kerajinan kulit di rumah Sujiati dan memasarkan produk-produknya kepada calon pembeli. Berkat kegigihannya membantu perempuan di masa sulit, produk hasil jahitannya semakin tumbuh hingga dilirik pabrik di Kota Solo untuk memproduksi sepatu kulit.

Hingga kini, Sujiati bukan hanya mampu mensejahterakan keluarganya tetapi juga telah membuka lapangan pekerjaan kepada kurang lebih 100 karyawan di rumahnya.

“Hidup tanpa penghasilan tetap saja sudah berat apalagi sampai kena PHK, tapi kita sebagai sesama perempuan bisa saling mendukung satu dengan yang lain,” tutupnya.