Liputan6.com, Bondowoso - Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso  mencatat 10 kecamatan di daerahnya dilanda kekeringan pada musim kemarau tahun ini. Pemerintah setempat menyatakan status siaga darurat bencana kekeringan.
Kecamatan yang dilanda kekeringan itu meliputi Kecamatan Pakem, Pujer, Tegalsari, Tegalampel, prajekan, Klabang, Maesan, Batalingo, Grujugan dan Kecamatan, Wringin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso Yuliono Triandana menyatakan, kekeringan ini berdampak pada mengeringnya sumber mata air warga yang digunakan untuk aktivitas setiap hari. Ini terjadi sejak Juli lalu.
Advertisement
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di 10 kecamatan itu, melakukan droping air bersih ke daerah terdampak kekeringan. Setiap harinya, 10 ribu liter air bersih didistribusikan.
"BPBD langkah- langkah yang kita laksanakan dalam mengatasi kekeringan dalam jangka pendeknya melakukan droping air di 10 kecamatan dan 22 desa itu. Kita sudah mulai melaksanakannya mulai bulan Juli kemarin," tambahnya.
Yuliono Triandana memperkirakan, daerah yang terdampak kekeringan di Bondowoso masih akan berpotensi bertambah. Sebab diperkirakan puncak musim kemarau ini masih akan terjadi hingga akhir bulan Agustus nanti.
"Untuk mengantisipasinya, status siaga darurat bencana kekeringan berlaku hingga bulan Oktober mendatang," paparnya.
Buat Sumur Bor
Menurut Yuliono, untuk mengatasi bencana kekeringan ini, selain melakukan droping air bersih, BPBD Bondowoso juga membuat sumur bor di sejumlah desa.
"Sumur bor ini kita harapkan mampu mengatasi kebutuhan air bersih dalam janga panjang" tuturnya
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat yang daerahnya membutuhkan air bersih untuk melaporkanya ke aparat desa untuk nantinya diteruskan ke BPBD Bondowoso.
" Silangkan melapor dan langsung akan kirim kebutuhan air bersih," pungkasnya
Advertisement