Sukses

350 Balita Banyuwangi Kurang Gizi Bakal Dapat Makanan Tambahan Tiap Hari

Kabupaten Banyuwangi dipilih menjadi pilot project program intervensi gizi untuk pencegahan stunting yang digagas oleh ibu-ibu dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM).

Liputan6.com, Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi dipilih menjadi pilot project program intervensi gizi untuk pencegahan stunting yang digagas oleh ibu-ibu dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM). Selama 56 hari, 350 balita Banyuwangi akan dikirimkan makanan bergizi siap santap setiap hari. 

Dalam program ini, sebanyak 350 balita Banyuwangi yang mengalami berat badan kurang akan diberikan makanan tambahan (PMT) bernutrisi tinggi. Setiap hari, para kader posyandu akan memasak dan mendistribusikan makanan jadi kepada balita yang mengalami wasting dan underweight di wilayahnya.

Wasting adalah kondisi saat anak memiliki berat badan rendah dibandingkan dengan tinggi badannya. Sementara underweight atau gizi kurang adalah kondisi ketika anak memiliki berat badan terlalu rendah untuk seusianya.

“Program ini semakin melengkapi berbagai inovasi penanganan stunting yang telah dilakukan di Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu (12/8/2023).

Dalam program ini, nutrisi dalam bentuk makanan jadi siap santap setiap hari akan disiapkan oleh kader. Kader posyandu terpilih bertugas mengolah dan mendistribusikan makanan, sedangkan kader TPK (Tim Pendamping Keluarga) bertugas memonitor dan melaporkan perkembangan kesehatan sasaran. 

“Makanan yang diberikan sudah ada rekomendasi dari ahli gizi, kita berikan resepnya juga. Petugas puskesmas akan monitoring perkembangannya setiap minggu. Kita berharap dengan intervensi gizi yang diberikan dalam rentang waktu tersebut berat badan sasaran meningkat, sehingga tidak mengarah ke stunting,” jelas Ipuk.  

Menurut dia, penanganan stunting memang harus dilakukan secara holistik. Bukan hanya anak stunting yang diintervensi, namun anak-anak yang berpotensi mengalami stunting juga perlu mendapatkan perhatian.

Jika program Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS) yang digencarkan Pemkab Banyuwangi fokus mengintervensi gizi anak yang telah terindikasi stunting. Maka program OASE-KIM ini lebih pada pencegahannya. Yakni melakukan perbaikan gizi kepada balita yang mengalami malnutrisi akut untuk mencegah terjadinya stunting (gagal tumbuh).

“Inshaallah dengan penanganan semcam ini prevalensi stunting di Banyuwangi dapat ditekan. Terima kasih kepada Ibu Iriana Jokowi yang telah mendukung penanganan stunting di Banyuwangi,” kata Ipuk. 

2 dari 2 halaman

Bantuan Diberikan by Name by Address

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat menjelaskan program pemberian makanan tambahan bagi balita wasting dan underweight tersebut dilaksanakan di 4 kecamatan. Yakni Giri, Banyuwangi, Kabat, dan Cluring. “Total ada 350 balita yang telah terdata by name by address. Rinciannya, 94 anak underweight dan 256 wasting,” tutur Amir.

Amir menyebut, interval pendampingan yang diberikan bervariasi sesuai dengan kondisi sasaran. Untuk anak wasting didampingi selama 56 hari. Sementara anak underweight 14 hari sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan.

“Pelaporan program dilakukan setiap hari dengan cara meng-input jenis intervensi ke dalam aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting. Termasuk pula perkembangan kondisi balita harian, jadi bisa kita pantau harian,” jelas Amir. 

Ipuk juga menyambangi balita 58 bulan yang terdeteksi wasting di Kelurahan Kertosari, Banywuangi. Dalam kesempatan itu, Ipuk juga menyerahkan paket makanan tambahan kepada para balita.

Banyuwangi sendiri juga memiliki program penanganan stunting. Di antaranya, pemberian bahan makanan bernutrisi kepada baduta stunting dan ibu hamil resiko tinggi yang melibatkan pedagang sayuran keliling. Setiap hari, sasaran akan dikirim bahan makanan bergizi oleh pedagang sayur. 

Sebulan sekali, juga digerakkan ribuan ASN untuk belanja makanan bergizi lewat Hari Belanja UMKM, yang hasilnya didonasikan untuk penanganan stunting. 

“Kita juga perbanyak sosialisasi kepada para calon pengantin dan ibu-ibu yang memiliki balita tentang pentingnya makanan bernutrisi penting dan pola pengasuhan untuk mencegah stunting,” tutup Ipuk.