Sukses

Pakai Kain Basah hingga Cangkul, Warga Ponorogo Kewalahan Padamkan Kebakaran Hutan

Hingga Selasa sore, kepulan asap masih terpantau di sekitar lereng Gunung Kiai Pleret. Asap terlihat mengepul di kawasan hutan lindung lereng Gunung Kiai Pleret, Desa Biting, Ponorogo, di hari yang sama.

Liputan6.com, Ponorogo - Menggunakan peralatan seadanya puluhan petugas gabungan dibantu warga memadamkan kobaran api yang kembali membakar kawasan hutan di lereng Gunung Gunung Kiai Pleret, Desa Biting, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (15/8/2023).

Peralatan sederhana seperti kain basah, daun basah, parang serta cangkul digunakan untuk memadamkan si jago merah. Mereka mencoba memukul titik api agar tidak menjalar ke area sekitar, ada juga yang mencoba menimbun api dengan tanah.

Warga dan petugas gabungan kewalahan memadamkan api lantaran kondisi medan yang menanjak dan area yang terbakar cukup luas.

"Informasinya api sudah mulai muncul sejak Senin (14/8) kemarin. Banyaknya bahan yang mudah terbakar ditambah angin yang kencang membuat api cepat menyebar dan menghanguskan hutan seluas 2 hektare, " kata Kapolsek Badegan AKP Haryono di Ponorogo, dilansir dari Antara, Selasa (15/8/2023).

Hingga Selasa sore, kepulan asap masih terpantau di sekitar lereng Gunung Kiai Pleret.

Tim BPBD dibantu regu Damkar Ponorogo juga terlihat turun tangan membantu upaya pemadaman kebakaran di hutan lindung tersebut.

"Kebakaran Ini juga mengancam sumber air warga yang berada di kawasan hutan lindung tersebut," katanya.

 

Promosi 1
2 dari 2 halaman

Hewan Liar Ikut Terpanggang

Kepala Desa Biting, Bambang Warsito mengatakan, sejumlah satwa liar seperti burung merak, ayam hutan, babi hutan serta hewan lain terganggu dengan adanya kebakaran hutan tersebut.

Bahkan ada sejumlah hewan liar yang mati terpanggang dalam peristiwa kebakaran ini.

"Saat ini masih kami terus pantau bagaimana agar api tidak menyebar, karena titik api terdekat dengan pemukiman warga sekitar 200 meter," tutur dia.