Sukses

Pemkot Madiun Daftarkan Madumongso Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Proses Tahun Ini

Madumongso sudah didaftar oleh Pemerintah Kota Madiun sebagai jajanan khas daerah setempat ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI sebagai warisan budaya tak benda.

Liputan6.com, Kota Madiun - Makanan khas yang terkenal di daerah Mataraman yang terbuat dari ketan hitam, santan, ragi, tape bercampur gula jawa, yaitu madumongso bakal menjadi warisan budaya tak benda Kota Madiun Jawa Timur.

Madumongso sudah didaftar oleh Pemerintah Kota Madiun sebagai jajanan khas daerah setempat ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI sebagai warisan budaya tak benda.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbuparpora) Kota Madiun, Agus Purwowidagdo mengatakan, madumongso didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda karena merupakan makanan khas Kota Madiun. Agus berharap proses pencatatannya bisa selesai tahun ini.

"Alhamdulillah, 2023 ini kami sudah mendaftarkan madumongso sebagai warisan budaya tak benda. Saat ini sedang proses verifikasi oleh Kemendikbudristek," kata dia, dilansir dari Antara, Selasa (15/8/2023).

Dia menyebut upaya mendaftarkan kuliner potensi lokal itu, juga sebagai bentuk perlindungan agar tidak diklaim daerah lain.

"Jadi kalau ada daerah lain yang menyebut misalnya madumongso itu khas daerah A, maka kita punya dasarnya," kata dia.

Sebelumnya, makanan khas Kota Madiun pecel sudah lebih dulu didaftarkan dan lolos verifikasi. Pecel Madiun ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2022. Sebelumnya, juga ada kesenian Gembrung dan Grebeg Maulud Madiun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengenal Madumongso

Adapun, madumongso adalah jajanan khas di wilayah perdesaan Jawa Timur, termasuk Madiun. Jajanan tersebut sangat terkenal di daerah "Mataraman" yang dikenal sebagai kawasan agraris. Madumongso terbuat dari ketan hitam, santan, ragi tape, bercampur gula Jawa.

Pada musim Lebaran, makanan khas tersebut menjadi sajian favorit di rumah-rumah untuk tamu-tamu yang berkunjung. Seiring berjalannya waktu, jajanan tersebut menjadi olahan kuliner untuk oleh-oleh.

"Mudah-mudahan tahun ini selesai dan menjadi kebanggaan kita semuanya," demikian Agus Purwowidagdo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.