Sukses

Tiga Desa di Kota Batu Masuk Kategori Tinggi Potensi Bencana Karhutla

Kebakaran hutan dan lahan di Kota Batu terbesar terjadi pada 2019 silam yang kemudian pasca bencana itu disusul bencana banjir bandang

Liputan6.com, Batu - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau panjang ini. Ada tiga desa yang memiliki potensi bencana karhutla dengan kategori tinggi.

Kepala BPBD Kota Batu  Agung Sedayu mengatakan, ada enam potensi bencana yang perlu diwaspadai di kota ini yakni tanah longsor, banjir, cuaca ekstrem, kebakaran hutan, gempa bumi, dan erupsi gunung berapi.

“Kalau saat ini fokus utama kita pada antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan,” kata Agung, kemarin.

Menurut dia, dari 24 desa/kelurahan di kota ini ada tiga desa yang memiliki potensi tinggi bencana karhutla yaitu Desa Sumberbrantas, Sumbergondo dan Tulungrejo. Sedangkan desa/kelurahan lainnya masuk kategori sedang.

“Kami menyiapkan beberapa langkah antisipasi mencegah terjadinya karhutla,” ujar dia.

Beberapa langkah antisipasi itu meliputi Surat Keputusan Wali Kota Batu tentang Status Siaga Darurat Bencana Karhutla No. 188.45 / 106/KEP /422.012 / 2023 yang terbit pada 23 Juni 2023. Serta berkoordinasi dengan Tahura Raden Soerjo dan Perhutani KPH Malang.

Untuk kesiapsiagaan penanganan bencana karhutla, pada Sabtu 19 Agustus 2023 ini digelar Apel Siaga Darurat Bencana Karhutla di Coban Putri. Kegiatan itu melibatkan berbagai satuan tugas kebencanaan lintas sektor.

“Kami juga menggencarkan sosialisasi mitigasi bencana lewat media sosial karena untuk pencegahan perlu melibatkan peran serta masyarakat,” ujar Agung.

Pemerintah Kota Batu sendiri telah menggelar rapat koordinasi terkait kesiapsiagaan bencana karhutla. Rakor itu melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), BPBD, BMKG, TNI dan Kepolisian.

2 dari 2 halaman

Riwayat Karhutla di Kota Batu

Secara geografis Kota Batu dikelilingi gugusan perbukitan dan pegunungan seperti Gunung Panderman, Gunung Arjuno dan Welirang dan lainnya. Setiap musim kemarau, panjang wilayah ini sangat rentan terjadi bencana karhutla.

Pada 2018 silam tercatat luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 24,25 hektare. Karhutla terbesar terjadi pada 2019 dengan luas terdampak mencapai 397,25 hektare dengan hutan dan lahan paling banyak terbakar di lereng Gunung Arjuno yang masuk wilayah Kota Batu.

Hutan dan lahan gundul akibat kebakaran hebat tahun itu jadi salah satu penyebab banjir bandang di Kota Batu pada 2021 silam. Karena itu upaya mitigasi sejak dini mutlak harus dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.

“Secara geografis, Kota Batu sebagian wilayahnya ada hutan dan lahan, karena iu harus ada upaya mitigasi sejak dini,” kata Pejabat Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai.

Fenomena el nino akibat krisis iklim selain mengancam pangan juga berpotensi menyebabkan banyak bencana lainnya. Karhutla termasuk salah satu bencana yang harus diwaspadai selama fenomena el nino berlangsung.