Sukses

Mengungkap Rahasia dan Filosofi Mahkota Penari Gandrung Banyuwangi

Tari Gandrung, tarian tradisional asal Banyuwangi cukup populer saat ini. Namun, di balik keanggunan dan kelincahan penari Gandrung, tersimpan rahasia yang tidak banyak orang tahu. Segudang rahasia yang tersirat dalam mahkota atau yang disebut omprog oleh masyarakat setempat.

Liputan6.com, Banyuwangi - Tari Gandrung, tarian tradisional asal Banyuwangi cukup populer saat ini. Namun, di balik keanggunan dan kelincahan penari Gandrung, tersimpan rahasia yang tidak banyak orang tahu. Segudang rahasia yang tersirat dalam mahkota atau yang disebut omprog oleh masyarakat setempat.

Sepintas omprog memang nampak hanya sebuah hiasan kepala dalam mempercantik penari. Dengan ornamen pahatan wayangan hingga hiasan bunga yang dapat menjadikan penari gandrung tampil anggun nan menawan.

Namun ternyata mahkota ini dipenuhi simbol dan filosofi yang mendalam, menjadikan setiap gerakan penari tidak hanya indah dipandang mata, tetapi juga kaya akan makna.

Seniman Banyuwangi sekaligus perajin omprog dan busana gandrung asal Dusun Krajan, Desa Mangir, Kecamatan Rogojampi Banyuwangi, Rajuli, omprog terdiri dari berbagai elemen seperti wayangan, sumpingan, bathukan, pilisan, nanasan, sabuk, ombyok atau ronce, tebokan dan kembang goyang, yang setiap bagiannya memiliki cerita dan makna tersendiri.

Yang pertama bagian samping omprog yaitu bentuk wayangan dengan gambar Gatotkaca berbadan ular. Gatotkaca dengan pewarnaan merah, melambangan ksatria pemberani, sedangkan ular tersebut adalah Antaboga yang berarti keabadian dan kesetiaan.

“Gatot itu juga nama orang dan kaca itu teladan. Lalu ular dengan ekornya berarti sebagai pengikut. Maknanya pengikut harus setia mengikuti atau mbuntuti sifat pemimpin yang pemberani,” papar Rajuli, Rabu (23/8/2023).

Pria yang kerap disapa Juli itu mengatakan, Gatotkaca berbadan ular ini adalah penggambaran dari warga Blambangan yang senatiasa menjunjung tinggi nilai perjuangan yang ksatria nan pemberani.

Dilanjutkan, bagian depan omprog terdapat Bathukan dan Pilisan. Bagian depan omprog tersebut menggambarkan jika kita harus mendahulukan pemikiran yang jernih. Sedang di bagian belakang omprog punya pentuk Nanasan. Bentuk dari Nanasan sendiri disimbolkan bentuk gunungan dalam wayang yang berati kehidupan.

Selain Nanasan, bagian belakang memiliki ombyog atau ronce yang terbuat dari untaian manik-manik di bagian belakang bawah Omprog. Apabila sedang menari ombyog nampak meliuk bak ombak laut, seakan menyampaikan pesan bila hidup akan selalu berombak naik turun dan tak akan pernah tenang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gembang Goyang Menujukan Tiga Arah

Lalu bagian lain yang mempunyai arti filosofis, adalah bagian kembang goyang. Keter atau kembang goyang berjumlah 3 yang menunjukkan hubungan tiga arah. Hubungan antara manusia dengan tuhan, hubungan antara manusia dengan manusia dan hubungan antara manusia dengan alam. Namun saat ini jumlah Keter bisa lebih dari itu karena adanya variasi.

“Keter bergerak sesuai ritme penari mengartikan manusia harus bergerak dan menciptakan dinamika kehidupan yang baik, dan harmonis pada ketiganya,” pungkas kakek yang kini telah menginjak usia 78 tahun tersebut.

Dilengkapi dengan berbagai warna seperti merah, putih, hitam, hijau dan kuning emas, Omprog juga memancarkan konsep 'Sedulur Papat Limo Pancer’ yang merupakan perwujudan dari perjalanan manusia di dunia ini, mencakup baik dan buruknya.

“Atau bisa disebut Kakang kawah, adi ari-ari, getih, puser dan Pancer. Atau perwujudan dari manusia ketika lahir kebumi dengan segala sifat baik dan buruknya,” kata Juli.

 

3 dari 3 halaman

Buat Omprog Sejak 1947

Rajuli, yang telah membuat Omprog Gandrung sejak 1947, mencurahkan segenap pengalamannya dalam menciptakan mahkota ini. Ia adalah salah satu dari keturunan ke-7 dari keluarganya yang memiliki bakat seni yang kuat.

Meskipun saat ini sudah tidak aktif dalam membuat Omprog karena keterbatasan penglihatannya, Rajuli masih aktif melatih generasi muda dalam berbagai aspek seni, termasuk bermain musik untuk pertunjukan tari Gandrung.

“Sekarang sudah tidak aktif dalam membuat omprog karena susah melihat, tapi saya masih aktif melatih anak-anak kendang, biola dan musik lainnya,” imbuh Juli.

Lebih dari sekedar seorang perajin, Rajuli juga dikenal sebagai maestro musik dalam pertunjukan Gandrung. Keterampilannya tidak hanya terbatas pada pembuatan Omprog, tetapi juga meliputi penciptaan dan pengiringan musik dalam pertunjukan.

Dia telah berkolaborasi dengan beberapa seniman Banyuwangi yang terkenal, salah satunya adalah Sumitro Hadi. Bersama-sama, mereka menciptakan karya seni yang melengkapi gerakan dan konsep di setiap pertunjukan Gandrung.

Hal ini bukan hanya membuktikan kepiawaiannya dalam mencipta musik, tetapi juga komitmennya untuk memastikan bahwa musik dan tarian Gandrung tetap relevan dan menarik bagi generasi saat ini. Berkat dedikasi dan usaha Rajuli, nilai-nilai yang terkandung dalam tarian tradisional dan musik Gandrung tetap hidup dan terus ditransmisikan ke generasi berikutnya.

Melalui kerja keras dan dedikasi Rajuli, Gandrung tidak hanya mempertahankan posisinya sebagai bagian penting dari budaya dan sejarah Banyuwangi, tetapi juga terus berevolusi, menggabungkan elemen baru sehingga tetap menarik dan relevan bagi penonton modern. Melalui tangan Rajuli, tarian Gandrung Banyuwangi tetap menjadi sumber kebanggaan dan inspirasi bagi masyarakat setempat

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.