Liputan6.com, Malang - Kampung tematik tetap menjadi salah satu obyek daya tarik wisata favorit bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Malang. Bahkan punya kontribusi utama terhadap tingginya angka wisatawan di kota ini.
Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang Baihaqi mengatakan, iklim wisata di Malang kota telah sangat membaik. Buktinya, selama periode Januari-Agustus 2023 angka kunjungan wisatawan sudah menembus 1,5 juta wisatawan.
“Destinasi utama masih didominasi kampung – kampung tematik yang ada di kota ini,” kata Baihaqi, kemarin.
Advertisement
Kampung wisata tematik itu seperti Kampung Warna – Warni (KWW), Kampung Tridi, Kayutangan Heritage dan lainnya. Dia menyebut kunjungan wisatawan di Kayutangan tiap hari bisa 500-600 orang, di KWW dan Tridi rata – rata tiap hari 300an orang.
“Kampung tematik juga mampu menyedot wisatawan mancanegara sampai ratusan orang di momen tertentu untuk berkunjung,” ujar Baihaqi.
Pemerintah Kota Malang optimis target jumlah kunjungan wisatawan selama tahun ini sebanyak 1,9 juta wisatawan bisa tercapai. Bahkan tidak menutup kemungkinan naik dua kali lipat dari target tersebut.
“Wisatawan bukan hanya menginap di kota ini, tapi juga pelesir ke destinasi wisata,” ucap dia.
Pariwisata di Kota Malang terus menggeliat pasca pandemi Covid-19. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, angka kunjungan wisatawan di kota ini terus meningkat tajam selama tiga tahun terakhir ini.
Pada 2020 tercatat ada sebanyak 662.570 wisatawan nusantara (wisnu) dan 8.826 misatawan mancanegara (wisman) ke Kota Malang. Naik menjadi 771.670 wisnu dan 2.241 wisman pada 2021 dan melonjak jadi 2.749.783 wisnu dan 8.455 wisman pada 2022.
Memoles Kampung Tematik
Baihaqi tak memungkiri selama ini Kota Malang hanya jadi tempat singgah bagi wisatawan sebelum melanjutkan tujuan mereka ke Bromo – Semeru maupun ke Kota Batu. Tapi keberadaan kampung wisata tematik mampu membuat mereka lebih lama di Kota Malang.
“Kampung tematik punya potensi lokal yang bisa dijual sebagai wisata,” ujar dia.
Agar tetap menarik, maka perlu ada pembinaan secara berkelanjutan terpadap kampung-kampung itu melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) masing – masing. Termasuk pembenahan berbagai fasilias yang ada di dalamnya.
“Harus ada kolaborasi bersama antara pemerintah, Pokdarwis sampai pelaku dunia usaha untuk mengangkat potensi wisata kota ini,” ujar dia.
Salah satu penambahan fasilitas yang mendesak untuk segera disiapkan dalam waktu dekat ini adalah fasilitas untuk disabilitas yang sejauh ini belum maksimal. Agar semua wisatawan nyaman dan ramah terhadap kelompok disabilitas.
Advertisement