Liputan6.com, Jakarta Dukungan berbagai kelompok terhadap Yenny Wahid untuk tampil di Pilpres 2024 mulai muncul. Salah satunya, Aliansi Nahdliyyin - Santri Nusantara.
Deklarasi dukungan ini dilakukan di Pondok Pesantren Muhyiddin Gebang Sukolilo Surabaya, Senin 21 Agustus 2023.
Baca Juga
"Mendukung Mbak Yenny Wahid sebagai representasi politik para pengikut Gus Dur untuk dicalonkan sebagai Calon Wakil Presiden Republik Indonesia (Cawapres RI) di Pemilu 2024," kata Pengasuh Pondok Pesantren Muhyiddin Gebang Sukolilo Surabaya, KH. Muhammad Hasan Badri saat deklarasi dukungan.
Advertisement
Sebelumnya, masyarakat petani dan nelayan di Situbondo, Jawa Timur juga melakukan hal yang sama dengan mendeklarasi dukungan untuk Yenny Wahid.
Pengamat politik Ujang Komarudin menyatakan, deklarasi tersebut menunjukkan bahwa Yenny bahwa memiliki basis dukungan dari akar rumput, khususnya kelompok-kelompok masyarakat di kalangan NU yang berbasis kultural.
"Jadi saya melihat adanya dukungan dari kalangan NU mulai dari santri hingga kiai, ini menujukan Yenny Wahid ada dorongan dari bawah dan dia memiliki basis kekuatan di akar rumput. Tentu ini modal politik yang bagus," kata Ujang Komarudin di Jakarta, Sabtu (26/8/2023).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) melihat bahwa adanya dukungan tersebut menandakan, kelompok-kelompok NU dan Gusdurian menginginkan Yenny Wahid sebagai representasi di Pilpres 2024.
Yenny Wahid Punya Posisi Tawar yang Bagus
"Mbak Yenny Wahid ini dianggap representasi politik para pengikut Gus Dur, cicit pendiri NU, tokoh politik perempuan Nahdliyyin yang dekat dengan akar sosiologis basis NU. Maka tidak heran dukungan itu sangat kuat dari NU akar rumput. Bisa dikatakan yenny Wahid merupakan Cawapres harapan akar rumput NU dan Gusdurian," katanya.
Dengan modal dukungan dari akar santri dan kiai NU, lanjut Ujang, Yenny Wahid memiliki posisi tawar yang bagus untuk dipertimbangkan bagi semu capres yang butuh suara dari kalangan NU.
"Hampir setiap Pilpres kita, ada representasi NU Dan sangat berpengaruh dalam mendongkrak elektoral pasangannya. Hampir dua kali Pilpres pak Jokowi menang karena berpasangan dengan orang yang dianggap representasi NU. 2019 pak Kiai Ma'ruf yang jelas-jelas NU, dan 2014 dengan pak Jusuf Kalla, yang juga ditonjolkan ke-NU-annya," katanya.
Advertisement