Liputan6.com, Jakarta - Festival Warga bernama Pasa Harau Art & Culture Festival kembali digelar untuk kelima kalinya di Lembah Harau, Limapuluh Kota, Sumatra Barat pada 1-3 September 2023.
Festival kebudayaan yang dikelola oleh komunitas Pasa Harau tersebut menyajikan berbagai seni pertunjukan tradisi, musik dan kontemporer di tengah-tengah Lembah Harau yang indah.
"Festival kami, sejak semula diinisiasi adalah festival dengan semangat gotong-royong, hampir semua komponen warga Harau terlibat dengan menyumbang tenaga, pemikiran, bahkan material untuk penyelenggaraan festival kebudayaan ini," Ujar Rahmad Fauzan, selaku Direktur Festival Pasa Harau, Senin (4/9/2023).
Advertisement
Berbagai sanggar seni di sekitar Lembah Harau, bahkan dari luar Kabupaten Limapuluh Kota ikut mengisi beragam seni pertunjukan, termasuk atraksi silek lacah berupa pertunjukan silat dalam lumpur sawah, dan pacu jawi atau balapan sapi/karapan sapi yang sangat menarik.
Festival Pasa Harau juga menghadirkan artis Khairat KDI dan musisi pop Minang, Ajo Buset yang memeriahkan pertunjukan festival.
Syukriandi SHI selaku Wali Nagari Harau menjelaskan bahwa Festival Pasa Harau kali ini didukung oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif, Yayasan Umar Kayam, Yayasan Bintang Kidul, dan Perkumpulan Masyarakat Peduli Media, dan berbagai sanggar-sanggar seni serta para pelaku seni budaya di Minangkabau.
"Kami berterimakasih kepada seluruh pendukung festival yang dengan penuh persaudaraan membimbing kami dalam penyelenggaraan festival ini." Ujar Syukriandi.
Â
Masuk 100 Calender of Event Nasional
Bupati Limapuluh Kota Syfaruddin DT. Bandaro Rajo menyatakan bahwa tradisi budaya Pasa Harau ini tak hanya merupakan event lokal, tetapi juga pernah masuk dalam 100 calender of event secara nasional pada 2025.
Dalam Festival Pasa Harau kali ini juga ada konten festival yang menarik berupa Science, Art, & Camp yang diikuti oleh sekitar 50 pelajar SMU di Kabupaten Limapuluh Kota, dimana sejumlah pelajar mengikuti kegiatan camping sambil belajar tentang science dan art.
Selain itu juga ada "Pojok Pancasila" dengan berbagai permainan yang menarik disertai hadiah beraneka rupa. Tercatat sedikitnya ada 300 anak-anak mengikuti permainan di stand Pojok Pancasila selama festival berlangsung.
Advertisement