Sukses

Festival Pangkalan Jambu 2023: Merawat Budaya Merangin Melalui Pagelaran Unik Tradisinya

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pemerintah Kabupaten Merangin, Jambi, menggelar Festival Pangkalan Jambu, yang berlangsung di Desa Tiga Alur, Kecamanatan Pangkalan Jambu, Jumat hingga Sabtu, (1-2/9/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pemerintah Kabupaten Merangin, Jambi, menggelar Festival Pangkalan Jambu, di Desa Tiga Alur Pangkalan Jambu.

Festival Pangkalan Jambu merupakan salah satu rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2023 bertema Menghubungkan Kembali Masyarakat dengan Peradaban Sungai dengan menggandeng 13 pemerintah daerah di Sumatera Barat dan Jambi.

Penyelenggaaan festival ini dilatari tetap tingginya rasa kesadaran masyarakat setempat menghormati serta merawat tradisi budayanya sendiri dalam setiap momentum tertentu agar terus terjaga di antara perkembangan zaman.

Ribuan warga Merangin tumpah ruah menyaksikan kemeriahan festival terutama ketika puncak perayaannya pada 2 September malam lalu.

Pelaksanaan festival pun melibatkan 8 desa yang ada di Kecamatan Pangkalan Jambu, yakni Desa Bukit Perentak, Desa Tiga Alur, Desa Baru Pangkalan Jambu, Desa Birun, Desa Bungo Tanjung, Desa Sungai Jering, Desa Kampung Limo, dan Desa Tanjung Mudo.

Direktur Festival Yusmini menerangkan, tiap desa diberikan fasilitas tempat untuk menampilkan hasil ekonomi kreatifnya.  

”Mereka menampilkan ciri khas desa masing masing, seperti kuliner khas,dan kerajinan tangan,” ujarnya

Ada kuliner sambal Kalio Ayam Cukik Kalapo Desa Kampung Limo, Gulai Tampoyak Pucuk Kamumu dari Desa Tanjung Mudo. Selain itu dari Desa Sungai Jering ada Kueh Boko, dari Kecamatan Renah pembarap ada Gulai Tempoyak Daun Semantung, dari Desa Tiga Alur ada Selemak Pengek Pisang dan Kueh Penyaram.

Sedangkan dari Desa Bukit Perentak ada Kueh Bika dan Galemai Perentak dari Desa Bara Pangkalan Jambu ada Kueh Lepek Kundo dan dari Desa Bungo Tanjung ada Kue Kelapo dan Sambal Tanak.

Pegiat dan komunitas budaya di Pangkalan Jambu tak ketinggalan ikut dilibatkan pada perhelatan festival sebagai upaya mendorong pemberdayaan mereka untuk berkotribusi mengembangkan serta melestarikan kearifan lokal daerahnya.

Sejumlah acara menyemarakkan Festival Pangkalan Jambu berlangsung, mulai dari parade budaya, pentas seni adat budaya dari komunitas, permainan rakyat, aktivasi lingkungan, hingga pameran kuliner UMKM.

Tari betauh perentak menjadi aktraksi seni membuka acara Festival Pangkalan Jambu. Tarian rakyat yang telah terdaftar sebagai Warisan Budaya takBenda (WBTB) ini dimainkan secara massal oleh penari dari masyarakat setempat.

 

2 dari 2 halaman

Kampung Perikanan Diresmikan

Dalam Festival Pangkalan Jambu diresmikan pula Kampung Perikanan oleh Wakil Bupati Merangin Nilwan Yahya. Kampung Perikanan ini dulunya merupakan bekas galian tambang yang kemudian diubah sebagai areal kolam untuk pelestarian habitat ikan.

Kolam ikan tersebut dapat disebut menjadi Lubuk Larangan bagi warga Pangakalan Jambu. Dengan begitu ada ketentuan tidak boleh mengambil ikannya dan mengotori lingkungan airnya.

Beberapa tradisi menjadi ciri khas adat budaya masyarakat Pangkalan Jambu ikut dihadirkan dalam festival, seperti ritual bantai adat. Tradisi ini merupakan ritual menyembelih hewan kerbau yang lazimnya dilakukan oleh masyarakat jelang bulan Ramadhan tiba.