Liputan6.com, Ponorogo - Kebakaran hutan yang terjadi di kawasan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menyita perhatian bupati setempat, Sugiri Sancoko. Dirinya meyakini kebakaran tersebut memang karena faktor kesengajaan.
Dia melanjutkan, kebakaran hutan di wilayah Ponorogo karena faktor kesengajaan dari peladang atau masyarakat yang berada di sekitar hutan yang ingin membuka lahan.
Baca Juga
"Saya susah cek, klarifikasi ke polisi, perangkat dan petugas terkait. Dan semua meyakini mayoritas atau bahkan semua kejadian kebakaran ini memang disengaja oleh masyarakat sekitar (hutan)," kata Kang Giri, sapaan Bupati Sugiri, dilansir dari Antara, Kamis (7/9/2023).
Advertisement
Ia menjelaskan total kejadian kebakaran hutan di Ponorogo selama kemarau tahun ini sudah terjadi 17 kali di 17 titik lokasi berbeda.
Sebagai kepala daerah, ia mengaku prihatin. Sebab, ternyata masih banyak warganya yang tidak memiliki kesadaran terhadap pelestarian hutan, bahkan melakukan tindakan (pembakaran) yang membahayakan keselamatan dan mengancam konservasi lingkungan.
Ia menyangsikan jika kebakaran tersebut terjadi karena gesekan kayu atau ranting pohon. Menurutnya, hal tersebut tidak mungkin terjadi.
"Biasanya pembakaran dilakukan untuk menyingkirkan sampah daun dan ilalang/rumput yang mengering saat kemarau. Ini tujuannya untuk membuka lahan baru," katanya.
Â
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, belum bisa dipadamkan karena angin bertiup kencang. Debu dan asap karhutla pun membuat aktivitas warga terganggu.
Perlu Kesadaran
Untuk itu, Kang Giri pun mengimbau masyarakat untuk bahu-membahu melakukan pengawasan bersama. Selain juga meminta kesadaran para peladang untuk tidak lagi melakukan pembakaran ilalang yang berisiko memicu kebakaran hutan karena hal tersebut merugikan banyak orang.
"Kalau tidak ada kesadaran, susah. Kami mencoba untuk kesadarannya melalui 'panjenengan' (anda) semuanya. Kita pikir bersama-sama itu sangat jahat," demikian kata Sugiri Sancoko.
Advertisement