Liputan6.com, Tuban - Lahan bekas hutan Perhutani milik PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Fungsi Early Work Grass Root Refinery (GRR) Tuban, yang merupakan bagian dari area proyek kilang minyak, kembali kebakaran pada Minggu siang 10 September 2023.
Ini adahah kali ketiga setelah sebelumnya kejadian serupa terjadi pada Kamis 31 Agustus 2023 dan 4 September2023.
Baca Juga
Beruntung dalam tiga kali kejadian tersebut tidak sampai ada korban jiwa yang meninggal dunia, tetapi taksir kerugian mencapai puluhan juta lantaran banyak kayu jati terbakar.
Advertisement
“Telah terjadi kebakaran di lahan kosong milik Pertamina GRR,” jelas IPTU Rianto, Kapolsek Jenu, Polres Tuban, Senin (11/9/2023).
Menurutnya, kebakaran lahan pada Minggu kemarin berhasil dipadamkan kurang lebih sekitar tiga jam oleh sejumlah mobil pemadam kebakaran. Termasuk, masyarakat dan sejumlah petugas ikut menjinakkan si jago merah tersebut.
“Masyarakat juga membantu di sini, termasuk anggota kami dan beberapa anggota koramil,” tambah mantan KBO Satreskrim Polres Tuban itu.
Pihaknya menjelaskan lahan yang terbakar ini berada di blok Timur dan barat. Kendati demikian, anggota belum mengetahui secara pasti berapa luas lahan yang terbakar lantaran masih dilakukan pendataan.
“Untuk penyebab masih dalam penyelidikan dan masih kita dalami. Lahan yang terbakar ini ada dua blok Timur dan Barat, dan untuk luas persisnya kami belum tahu,” ungkap IPTU Rianto.
Hal sama juga disampaikan oleh Sutaji, Kabid Damkar Pemkab Tuban. Ia menjelaskan bahwa kobaran api sudah terkendali alias berhasil dipadamkan oleh petugas.
“Sudah tuntas, tapi saya masih berada di tengah lahan Pertamina GRR Tuban,” ungkap Sutaji.
Api Cepat Merembet Karena Angin Kencang
Pemberitaan sebelumnya, kebakaran hebat terjadi di lahan proyek kilang minyak di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Senin siang (4/9/2023). Kobaran api bergerak lebih cepat lantaran di kawasan bekas hutan jati tersebut terdapat banyak potongan kayu kering.
Angin kencang yang bertiup sejak siang sampai malam juga membuat si jago merah semakin sulit dikendalikan. Hingga akhirnya, puluhan mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi untuk menjinakkan si jago merah sampai, Selasa (5/9/2013).
Beruntung tidak ada korban jiwa yang meninggal dunia dalam kebakaran hebat tersebut. Namun, material tumpukan kayu jati milik Pertamina hangus terbakar yang mengakibatkan kerugian sekitar Rp 50 miliar sampai Rp 75 miliar.
Pasca insiden tersebut, Satreskrim Polres Tuban telah mulai meriksa sejumlah pekerja dan petugas keamanan dari PT Pertamina, Kamis (7/9/2023). Pasalnya, kebakaran tersebut diduga ada unsur kelalaian dari perusahaan karena sempat tidak dilaporkan ke petugas damkar hingga kobaran api melalap lahan sekitar 10 hektar.
Lebih lanjut, pihak kepolisian masih mendalami kasus kebakaran lahan tersebut yang juga menghanguskan ribuan tumpukan kayu jati di lokasi kejadian.
“Kita masih lakukan penyelidikan awal mulai dari mana apinya, dan penyebab kebakarannya apa. Kalau memang ada yang sengaja membakar akan kita proses,” ungkap Kapolres Tuban AKBP Suryono.
Advertisement