Liputan6.com, Surabaya - Harga cabai bisa melambung tinggi sehingga dapat berpengaruh terhadap inflasi. Di sisi lain, harga cabai juga bisa terjun bebas. Untuk mengantisipasi terjadinya ketidakstabilan harga komoditas pangan ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya melakukan langkah yang menarik.
Bersama dengan kelompok tani pertanian perkotaan dan petani konvensional daerah, DKPP Kota Surabaya melakukan penanaman cabai secara serentak.
Baca Juga
Penanaman cabai serentak yang dilakukan mulai Jumat (15/9) hingga hari ini merupakan bagian dari upaya mengendalikan inflasi serta menyumbang tersedianya komoditas pangan.
Advertisement
"Kegiatan penanaman komoditas cabai ini salah satu cara menjaga stabilitas harga pangan," kata Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti di Surabaya, dilansir dair Antara, Sabtu (16/9/2023).
Oleh sebab itu, lanjut dia, DKPP menyiapkan dan membuat pola tanam terhadap tanaman yang memiliki pengaruh dalam naik turunnya inflasi, salah satunya adalah komoditas cabai.
Menurut dia, biasanya di bulan Desember menjelang Natal dan tahun baru, harga cabai naik, karena musim hujan. Sebab, cabai adalah salah satu komoditas penyumbang angka inflasi yang cepat sekali naik turunnya.
Kali ini, kata dia, DKPP melakukan penanaman komoditas ini secara serentak, baik dilakukan di aset pemkot, kampung-kampung, kelompok tani urban farming, dan petani konvensional, seperti yang dilakukan di Waru Gunung, Karang Pilang, Surabaya. Di sana, DKPP bersama Kelompok Tani Sopo Nyono Kelurahan Waru Gunung melakukan penanaman cabai.
"Kami sudah mulai membibit. Untuk di Kelurahan Waru Gunung ada empat kelompok tani yang terlibat. Pada pelaksanaannya kami lakukan dengan memanfaatkan aset bekas tanah kas desa (BTKD) untuk memperkuat ketahanan pangan," ujar dia.
Meski bukan daerah penghasil cabai, kata Antiek, dengan melakukan penanaman cabai secara serentak diharapkan dapat menyumbang persediaan komoditas cabai di Surabaya.
Â
Membagi Bibit Cabai ke Warga
Selain itu, DKPP juga terus membantu beberapa infrastruktur pendukung, mulai dari bibit, pupuk, dan mulsa atau material penutup tanaman budi daya bagi kelompok tani urban farming dan para petani konvensional.Â
"Selama ini kami mengambil komoditas dari kabupaten/kota lain, harapannya dengan penanaman cabai bisa membantu menyumbang persediaan komoditas cabai. Mudah-mudahan ini bisa mempengaruhi dan paling tidak harganya tidak melonjak terlalu tinggi," ujarnya.
Nantinya, kata dia, apabila masyarakat di tingkat perkampungan ingin mereplika hortikultura bisa menyampaikan keinginannya ke DKPP Surabaya. Sebab, DKPP juga terus membagikan bibit kepada warga yang ingin mengembangkan konsep pertanian perkotaan di lingkup perkampungan.
"Kami membagikan bibit ke warga, selama ini RT/RW dan kelompok tani juga meminta bibit. Karena sebagai antisipasi inflasi, stok kami khususkan untuk penanaman. Kalau sudah di tanam semua, pembibitan jalan terus, masyarakat yang ingin melakukan penanaman bisa berkirim surat ke kami untuk dibantu bibitnya," ujarnya.
Advertisement