Liputan6.com, Surabaya - Warga empat desa di Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek ramai-ramai menanam pohon pisang di tengah jalan sejak sepekan terakhir ini.
Seratusan pisang berusia dewasa itu ditanam tepat di tengah jalan atau tengah jalan yang berlubang, sebagai wujud protes jalan rusak parah namun tak kunjung diperbaiki. Padahal, jalan yang rusak itu menjadi infrastruktur utama mobilisasi warga.
Baca Juga
"Jalan ini merupakan akses utama yang menghubungkan empat desa, yang setiap harinya digunakan masyarakat sekitar untuk aktivitas mencari nafkah maupun sekolah," kata Arifin, salah satu warga setempat dikutip dari Antara, Selasa (26/9/2023).
Advertisement
Â
Petugas gabungan dari unsur forkopim Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, akhirnya melakukan tindakan persuasif menyingkirkan material batu dan pohon pisang yang ditanam warga di tengah jalan rusak, agar tidak membahayakan keselamatan pengguna jalan (pengendara) saat melintas.
"Sejauh ini kami sudah menyingkirkan sekitar 100 pohon (pisang) dari badan jalan agar tidak mengganggu lalu lintas dan membahayakan keselamatan pengendara," kata Camat Wiratna Widyawati di Trenggalek, Selasa.
Selain pembersihan seratusan pohon pisang yang ditanam warga di sepanjang jalan Desa Pule menuju Desa Joho sebagai bentuk protes atas kondisi infrastruktur yang rusak parah dan tak kunjung diperbaiki, pintu dialog juga dibuka oleh Pemkab Trenggalek melalui pemerintah Kecamatan Pule.
Hasilnya, langkah perbaikan akan segera dilakukan. Opsi-nya bisa aspal ulang ataupun dilakukan penambalan.
Â
Segera Diperbaiki
"Kami usahakan agar segera diperbaiki, minimal menambal jalan yang rusak," ucap dia.
Soal penanaman pohon pisang yang dinilai membahayakan pengguna jalan itu, lanjut dia, pihaknya telah melakukan komunikasi dengan warga.
"Kami bersama perangkat desa membersihkan pohon pisang yang ditanam di jalan raya, karena pohon dan material berupa batu membahayakan pengguna jalan," tuturnya.
Advertisement