Sukses

Khofifah Sebut Penghafal Alquran Punya Potensi Besar Jadi Ahli Coding, Hafalannya Kuat

Potensi dari para santri yang menjadi hafiz ini perlu diwadahi. Jika mereka ingin mengembangkan kemampuannya, ustaz bisa melakukan identifikasi kira-kira siapa saja yang cocok ke fakultas kedokteran.

Liputan6.com, Kediri - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri acara Haflah & Khotmil Quran Pondok Pesantren Tarbiyatul Quran Al Falah Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Di sana, Khofifah mengatakan bahwa para penghafal Al Quran atau hafiz mempunyai kekuatan menghafal yang kuat sehingga mereka cocok untuk menjadi ahli kedokteran dan ahli coding.

"Hafiz ini memiliki kekuatan memori luar biasa. Jadi, saya pernah diskusi dengan rektor Unair, rektor UB bahwa untuk ahli coding mereka yang punya kekuatan, kemampuan untuk hafalan seperti hafiz, potensial jadi ahli coding," katanya dilansir dari Antara, Minggu (1/10/2023).

Dia menyebut, para hafiz sangat potensial dilatih menjadi seorang ahli coding, terlebih lagi tenaganya saat ini sangat kurang.

Selain itu, kekuatan memori yang luar biasa bagi seorang hafiz juga tepat bila masuk ke dunia kedokteran, sebab mereka biasanya setoran hafalan.

Menurut dia, potensi dari para santri yang menjadi hafiz ini perlu diwadahi. Jika mereka ingin mengembangkan kemampuannya, ustaz bisa melakukan identifikasi kira-kira siapa saja yang cocok ke fakultas kedokteran, ahli coding termasuk Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, sehingga nanti bisa dikomunikasikan.

Ia mengatakan, setiap tahun dari Unair hingga UB membuka kesempatan bagi mereka yang hafiz lulusan SMA untuk mendapatkan kesempatan masuk fakultas kedokteran tanpa tes. Untuk awal pendidikan, seorang hafiz biasanya di semester satu dan dua agak berat pendidikannya, namun di semester tiga, hafalannya sudah kuat.

Selain itu, seorang hafiz pun juga bisa belajar ilmu kemajuan teknologi saat ini, seperti kecerdasan buatan. Banyak peluang ke depan yang membutuhkan mereka yang mempunyai keilmuan teknologi, sehingga santri pun juga harus memanfaatkannya.

Pemprov Jatim juga bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri untuk pengembangan pendidikan termasuk digital.

"Banyak pembawa berita pakai AI, bukan lagi membaca berita asli. Kecerdasan buatan ini juga sudah masuk dunia kedokteran dan dibutuhkan hafiz. Ada kebutuhan ganda di sini. Di dunia kedokteran Jepang, operasi jantung menggunakan AI, transplantasi ginjal gunakan AI. Di AI ini mempertahankan memori kuat dan dan kedokteran juga butuhkan memori yang kuat," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Beasiswa dari Pemprov Jatim

Sementara itu, peluang beasiswa ke luar negeri juga terbuka lebar. Pemprov Jatim menyiapkan beasiswa S1, S2, dan S3. Setiap tahun di Jatim mendapatkan 30 kursi beasiswa di Universitas Al Azhar, Mesir, Kairo.

"Saya sempat sowan ke Al Azhar agar bisa dapatkan tambahan 20 seat lagi untuk beasiswanya. Dan, hafizah yang ada di majelis ini tentunya mereka punya kesempatan besar untuk belajar asal diizinkan orang tuanya dan bu nyai, pak yai. Ini penting untuk terus kita bangun penguatan. Dua tahun lagi ada 80 dokter baru dari pesantren di Jatim. Artinya, antara dunia sains dan dunia pesantren bersambung," kata dia.

Acara tersebut dihadiri sejumlah tamu, seperti Ketua PWNU Jatim K.H. Marzuki Mustamar, para kiai, di beberapa pondok pesantren.

Kegiatan tersebut juga diikuti para santri, hafiz yang sudah lulus. Hadir pula wali santri dan sejumlah tamu undangan lainnya.