Liputan6.com, Situbondo - Wisata Taman Nasional Baluran Situbondo kembali dibuka untuk masyarakat mulai Minggu 1 Oktober 2023.
Kunjungan tersebut dibuka kembali setelah sempat ditutup selama sepekan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan lereng Gunung Baluran.
Baca Juga
Kepala Balai Taman Nasional Baluran Johan Setiawan mengatakan, dibukanya kembali kawasan Taman Nasional Baluran untuk umum, setelah dipastikan kebakaran hutan yang melanda 180 hektare kawasan Gunung Baluran sudah benar-benar padam.
Advertisement
“Sejak tanggal 1 Oktober Kemarin, kita buka kembali kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Baluran. Alhamdulillah proses padaman api sudah selesai di kawasan Gunung Baluran,” ujar Johan, Senin (2/10/2023).
Karhutla selama sepekan di Taman Nasional Taman Nasional Baluran menghanguskan sekitar 180 hektare lebih. Namun, dipastikan tidak ada satwa yang menjadi korban.
Menurutnya, mengingat saat ini masih memasuki musim kemarau dan terjadi fenomena El Nino, pihaknya akan memperketat pengawasan kunjungan wisatawan di seluruh pintu masuk menuju Taman Nasional Baluran.
“Tentunya kita akan memperketat pengawasan pengunjung, dan kita beri edukasi dan pengetahuan tentang akan bahaya kebakaran hutan dan lahan. Karena biar bagaimanapun kita tidak bisa mencegah masyarakat untuk bisa masuk ke Taman Nasional Baluran, hanya pengawasannya saja kita perketat,” paparnya.
Hingga kini, kata Johan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran hutan dan lahan di Taman Nasional Baluran tersebut.
“Kami masih terus mengkaji dan menyelidiki penyebabnya, karena kita tidak bisa berandai-andai. Karena tentunya banyak penyebab karena saat ini musim kemarau panjang,”tegasnya.
Pemadaman dengan Gepyok
Sebelumnya objek wisata alam Taman Nasional Baluran Situbondo ditutup sementara pada tanggal 25-30 September 2023 karena akses jalan satu-satunya digunakan petugas taman nasional untuk operasional dan mobilisasi petugas mengatasi kebakaran hutan dan lahan di kawasan wisata itu,
Sejauh ini petugas Taman Nasional Baluran hanya dibantu relawan Masyarakat Peduli Api dan mitra Taman Nasional. Mereka memadamkan api menggunakan peralatan pemadam kebakaran tradisional yakni gepyok dan jet shooter.
Advertisement