Liputan6.com, Surabaya - Dini Sera Afrianti (29) alias Andin atau Dini asal Sukabumi, Jawa Barat, nampaknya sudah mempunyai firasat akan datangnya malaikat pencabut nyawa. Sebabnya, dua jam sebelum kematiannya, dia sempat curhat lewat akun TikTok miliknya @bebyandine.
“Ceweknya mati-matian jaga hati buat cowoknya. Eh cowoknya mati-matian buat matiin ceweknya. Chuakss,” tulis Andin dalam video berdurasi 17 detik yang menampilkan sosoknya lalu di posting di TikTok, ditulis Jumat (6/10/2023).
Baca Juga
Caption tulisan itu akhirnya jadi kenyataan. Cewek bertubuh mungil dengan rambut pirang yang dikenal baik oleh rekan-rekannya itu akhirnya tewas mengenaskan akibat penganiayaan yang dialami sejak dari room VIP Blackhole KTV Surabaya. Di tubuhnya banyak luka lebam, memar dan bekas terseret.
Advertisement
Dia diduga menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh teman lelakinya sendiri, Gregorius Ronald Tannur (31) asal Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu (4/10/2023) dini hari, saat dugem di Blackhole KTV Club, kompleks Gedung Lenmarc, Surabaya.
Tim Pendamping Korban dari LBH Damar Indonesia, Dimas Yemahura Alfarauq, mengungkapkan, sewaktu di dalam room karaoke Blackhole KTV Club, Andin sempat mengirim voice note (pesan suara) pada salah satu keluarganya, setelah mengalami kekerasan yang diduga dilakukan Ronald.
“Kami menyimpan voice note pada saat korban mengalami penganiayaan oleh R. Almarhumah bilang, Saya gak tahu salah apa, tapi ditendang terus sama dia. Voice note itu sudah ter-transmisi ke kami,” ungkapnya.
Tidak Bercerita pada Siapapun
Selama mengalami kekerasan dari Ronald, Andin memang tak bercerita pada siapapun. Rekan dekatnya tak ada yang pernah mendengar Andin berkeluh-kesah soal itu.
Padahal teman-temannya sudah banyak yang tahu setelah melihat ada bekas luka di tubuh korban semasa hidupnya.
Andin juga telah terpisah selama 12 tahun dengan ibu kandungnya di Sukabumi, Jawa Barat, sehingga keluarga kaget sekaligus syok sekalinya ada kabar, Andin sudah tak bernyawa.
Dimas menduga, akar permasalahan ini dipicu adanya orang ketiga dalam asmara Andin dan Ronald yang baru dijalin kurang lebih lima bulan berpacaran.
“Sempat ada cerita juga si cowok ini memiliki pasangan lain, tetapi korban mencoba untuk memaklumi,” pungkasnya.
Advertisement
Polisi Periksa 15 Saksi
Satreskrim Polrestabes Surabaya, memeriksa sebanyak 15 saksi untuk melakukan pendalaman, tapi belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
"Kami periksa beberapa saksi, baik rekan korban, security di lokasi dan saksi-saksi yang (melihat) korban meninggal dunia," ucap Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Hendro Sukomono.
Polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap rekaman CCTV yang ada di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP). Hendro menyebut ada lima titik CCTV yang diperiksa.
"Antara lain di lokasi hiburan malam, lobby hiburan malam, parkiran mal, apartemen korban dan rumah sakit," ujar AKBP Hendro.
Dikonfirmasi mengenai dugaan tindakan kekerasan atau penganiayaan terhadap korban yang terekam CCTV, AKBP Hendro menyampaikan, pihaknya masih melakukan penyelidikan. "Ini masih kami dalami," ucapnya.
Sementara korban sudah dibawa ke Kamar Jenazah RSUD dr. Soetomo untuk menjalani autopsi. "Saat ini masih dilakukan autopsi. Kita tunggu hasilnya nanti. Hasil autopsi akan dijadikan bahan penyelidikan," ujar AKBP Hendro.