Sukses

Bupati Jember: Karhutla Gunung Argopuro Akibat Puncak El Nino, Api Berasal dari Gesekan Batuan Nila

Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lereng Gunung Argopuro diduga karena faktor alam akibat puncak El Nino.

Liputan6.com, Jember - Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lereng Gunung Argopuro diduga karena faktor alam akibat puncak El Nino.

"Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahwa sumber api karena faktor alam. Jenis batuan nila yang berada di kawasan tersebut ketika terjadi gesekan dapat menimbulkan percikan api. Itu analisa awal," katanya, dikutip dari Antara, Sabtu (7/10/2023).

Menurutnya jenis tumbuhan di lokasi perbatasan Perhutani dengan Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tersebut berupa tumbuhan yang ada pepohonan cemara kecil dan semak-semak, sehingga mudah terbakar.

"Pada Kamis (5/10) malam sempat agak padam karena turun hujan gerimis akan tetapi informasinya pagi tadi membesar lagi karena angin dan kondisi cuaca kering," tuturnya.

Ia menjelaskan jarak lokasi karhutla dengan pemukiman sangat jauh, namun petugas tetap melakukan pemantauan di Posko Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari untuk memantau pergerakan titik api melalui aplikasi dan pengamatan jarak jauh.

"Kami minta pengamatan dari Desa Badean terus dilakukan untuk memonitor kondisi di lapangan dan berdasarkan informasi penduduk bahwa titik api yang sama pernah terjadi sekitar 5 tahun yang lalu selama 3 hari saat kemarau panjang," katanya.

Hendy berharap hujan deras segera turun agar karhutla di lereng Pegunungan Argopuro di Jember dapat segera padam dan tidak semakin meluas ke kawasan BKSDA.

2 dari 2 halaman

Karhutla Belum Padam

Sementara Kepala BPBD Jember Widodo Julianto mengatakan karhutla masih belum padam di lereng Pegunungan Argopuro, namun petugas mengalami kendala untuk melakukan penanganan dalam memadamkan titik api di kawasan hutan lindung BKSDA.

"Akses menuju ke lokasi titik api sangat jauh dan terjal karena medan menuju ke sana sangat sulit dijangkau, sehingga pihaknya bersama sejumlah pihak hanya melakukan pemantauan dari Pos Badean," ujarnya.

Ia menjelaskan BPBD bersama sejumlah pihak melakukan pengamatan untuk memonitor penyebaran titik api karena jaraknya sangat jauh, aman dari pemukiman dan medan cukup berat untuk menuju ke lokasi karhutla.