Liputan6.com, Banyuwangi - Petugas gabungan dari Resor Konservasi Wilayah (RKW) 18 berhasil memadamkan kebakaran hutan di kawasan Gunung Ijen.
Meski demikian petugas masih siaga karena masih ada sisa kebakaran yang berpotensi memicu sumber api.
Baca Juga
Kepala Taman Wisiata Alam (TWA) Gunung Ijen Sigit Hariwibowo mengatakan, untuk luas lahan cagar alam yang terbakar mencapai puluhan hektare.
Advertisement
“Kalau untuk luasan lahannya puluhan hektare mulai dari Gunung Papak hingga kawasan Kalikempit. Tapi untuk total pastinya masih belum karena kita masih konsentrasi agar tidak ada titik api lagi,”ujar Sigit Hariwibowo, Jumat (13/10/2023).
Kata dia, berdasar hasil investigasi, penyebab kebakaran dipicu dari kepulan asap di wilayah Perhutani Bondowoso, kemudian merembet hingga ke Gunung Papak Mendekati puncak kawah Gunung Ijen.
Kata Sigit, meski sempat dilanda kebakaran, aktivitas pendakian ke Kawah Gunung Ijen dipastikan tetap normal. Terlebih lagi lokasi titik api masih jauh dari lokasi pendakian yaitu berjarak 2-3 kilometer.
“Untuk aktivitas pendakian masih aman, karena jarak titik kebakaran gunung Ijen masih cukup jauh dari Paltuding,”katanya.
Sigit menambahkan, kawasan Gunung Ijen hingga pertengahan Oktober ini masih dilanda kemarau panjang yang menyebabkan mayoritas tumbuhan mengering, sehingga sangat mudah terbakar.
“Cuaca masih panas belum ada setetes air pun yang turun di kisaran Paltuding dan sekitaranya masih panas. Jadi Silahkan sama- sama menjaga. Kalau untuk kegiatan wisatawan masih relatif aman karena terakhir kemarin titik api itu jalur pendakian masih kurang lebih antara 2-3 kilometer,”tambah Sigit.
BMKG Banyuwangi Ingatkan Bahaya kebakaran Hutan dan Lahan
Kepala Taman Wisiata Alam (TWA) Gunung Ijen, Sigit Hariwibowo mengimbau, kepada seluruh pengunjung Taman Wisata Alam Gunung Ijen, untuk tetap berhati- hati dan tidak membuat sumber titik api dengan alasan apapun.
“Karena saat ini kawasan Gunung Ijen rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” tuturnya.
Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi mengingatkan bahaya kebakaran akibat naiknya suhu udara. Cuca ekstrem ini dipicu, posisi semu matahari ke arah Selatan ekuator.
Imbasnya penyinaran matahri relatif lebih intes. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya tingkat kelembaban udara.
Kemudian minimnya tingkat tertumbuhan awal di siang hari, sehingga berpotensi memicu naiknya suhu panas.
Advertisement