Sukses

275 Ribu Personel Gabungan Siap Amankan Pemilu 2024 di Jatim

Sebanyak 275.857 personel gabungan siap mengamankan jalannya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Jumlah tersebut terdiri dari 2.653 personel Polda Jatim, 20.940 personel Polres Jajaran, 10.932 personel TNI dan 241.332 personel Linmas.

Liputan6.com, Surabaya - Sebanyak 275.857 personel gabungan siap mengamankan jalannya Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Jumlah tersebut  terdiri dari 2.653 personel Polda Jatim, 20.940 personel Polres Jajaran, 10.932 personel TNI dan 241.332 personel Linmas.

Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto mengungkapkan, ratusan personel gabungan ini diterjunkan dalam Operasi Mantab Brata Semeru 2023-2024, yang dilaksanakan selama 222 hari sejak 19 Oktober 2023 hingga 20 Oktober 2024.

"Hari ini kami melakukan apel gelar pasukan sebagai bentuk pengecekan akhir kesiapan personel maupun sarana prasarana Operasi Mantap Brata 2023-2024, sehingga Pemilu 2024 diharapkan dapat terselenggara dengan aman dan lancar," ujar Irjen Toni saat apel gelar pasukan di Makodam V/ Brawijaya, Selasa (17/10/2023).

Irjen Toni memaparkan Pemilu 2024 adalah pesta demokrasi terbesar yang akan menjadi bukti kematangan demokrasi Indonesia dan sekaligus menjadi titik penentuan masa depan bangsa.

"Melihat pentingnya hal tersebut, maka seluruh komponen bangsa tentunya harus berpartisipasi penuh guna menyukseskan Pemilu 2024," ujarnya.

Terlebih lagi, lanjut jenderal bintang dua tersebut, Pemilu 2024 memiliki kompleksitas tersendiri karena dilaksanakan secara serentak dengan rentang waktu yang berdekatan, wilayah yang luas, geografis yang beragam, serta melibatkan jumlah pemilih yang besar.

Selain itu, Toni menyatakan bahwa pengamanan tersebut sebagai satu wujud untuk memperlihatkan kesiapan seluruh aparat bersama pemangku kebijakan menyikapi isu-isu yang kemungkinan timbul dalam setiap tahapan pemilu

"Jadi ini bentuk ekspresi kita dalam menjamin terselenggaranya kegiatan pemilu 2024 ini berlangsung dengan aman," katanya.

Pada tahun lalu, ungkap Toni, ada sebanyak 268 konflik, namun sekarang tersisa empat potensi konflik dan pemetaan akan terus berlangsung setiap waktu karena eskalasi yang tidak bisa diprediksi.

2 dari 2 halaman

Gambar Kerawanan Pemilu

Meski begitu, Toni optimistis dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh intelijen berkolaborasi dengan jajaran TNI, isu yang dihadapi bisa dipetakan secara dini.

"Untuk kerawanan tadi sudah digambarkan sebetulnya, tahapan pasti berbeda-beda sampai dengan nanti di puncak pencoblosan suara. Kemudian penghitungan suara yang akan terlihat tahapan-tahapan itu. Jadi kita tidak bisa tentukan lagi karena semua bergantung eskalasi yang kita hadapi di lapangan langsung," ujarnya.

Sementara untuk lokasi yang rawan di Jatim, polisi masih berkonsentrasi di wilayah Madura.

"Konsentrasi tentu ada perbedaan dengan eskalasi yang mungkin dihadapi di lapangan. Pengalaman kami juga disini saat Wakapolda 2019 ada pilpres yang lalu. Konsentrasi kita lebih banyak titik-titik spot perkuatan di sana termasuk peralatan yang ada di sini," ujarnya.