Sukses

Harga Lebih Mahal, Pengusaha Sebut Beras Plastik Bukan Alternatif Pilihan Masuk yang Akal

Pengusaha beras merek Al Aqsa dan cap Raja Lele, Joy Sanjaya Tjwa menyebut, harga biji plastik justru lebih mahal dari pada harga beras medium.

 

Liputan6.com, Surabaya - Pengusaha beras merek Al Aqsa dan cap Raja Lele, Joy Sanjaya Tjwa menyebut, harga biji plastik justru lebih mahal dari pada harga beras medium.

Saat ini, lanjut Joy, harga biji plastik bukan daur ulang mencapai sekitar Rp 15.000 per kilogram, sementara harga beras medium berkisar sekitar Rp 12.500 per kilogram.

“Perbandingan ini secara jelas menunjukkan bahwa beras plastik bukanlah alternatif yang masuk akal dari segi biaya. Belum juga biaya produksi mencetak menjadi beras,” ujar Joy, ditulis Rabu  (18/10/2023).

Selain itu, kata Joy, selama puluhan tahun berbisnis di beras belum pernah menemukan adanya beras plastik.

Menurutnya, isu tentang beras plastik biji plastik yang bentuknya bisa menyerupai beras tersebut sebagai dugaan penyebaran berita palsu atau hoaks.

“Biji plastik yang serupa dengan beras dapat dengan mudah menjadi sasaran penyebaran berita palsu yang menyesatkan masyarakat,” ucap Joy.

Joy mengungkapkan, informasi akan dugaan beras plastik sebagai ketidakmasukakalan. Dia juga mempertanyakan keabsahan klaim tentang keberadaan beras plastik.

Oleh karena itu, Joy menegaskan, penting bagi masyarakat untuk selalu memeriksa keabsahan sumber informasi sebelum menyebarkan atau mempercayainya.

“Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya kehati-hatian dalam menerima informasi dari sumber yang tidak jelas dan harus selalu berpegang pada fakta yang kuat,” ujarnya.

2 dari 2 halaman

Isu Beras Plastik Tidak Benar

Seorang emak-emak di Binjai, Sumatera Utara mengeluh adanya dugaan beras mengandung plastik usai membeli dari Bulog di Kelurahan Berngam, Binjai pada 4 Oktober 2023. Video yang direkam emak-emak tersebut pun viral di media sosial.

Dalam video tersebut, seorang ibu membandingkan nasi hasil olahan beras yang berasal dari Bulog dengan merek SPHP dengan beras yang berasal dari kilang padi.

Hasilnya nasi dari beras Bulog setelah dibentuk seperti bola memantul ketika dilempar ke lantai. Sementara nasi dari beras kilang padi menempel di lantai.

Dinas Ketahanan Pangan Kota Binjai langsung menindaklanjuti dugaan temuan beras mengandung plastik tersebut. Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kota Binjai, Nurherlina mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel beras bermerek SPHP dan telah dilakukan uji laboratorium di Bogor, Jawa Barat.

"Kita tunggu hasilnya," kata Nurherlina dikutip dari kanal YouTube Liputan6, Kamis (12/10/2023).

Sementara, Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara menegaskan bahwa kabar yang menyebut bahwa beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mengandung plastik adalah tidak benar.

"Sudah 27 tahun saya bekerja di Bulog, belum pernah melihat beras plastik itu seperti apa. Di Bulog tidak pernah ada beras plastik atau beras sintetis," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut, Arif Mandu dilansir dari Antara, Kamis (12/10/2023).